Kronologi Pembatalan Pameran Yos Suprapto di Galeri Nasional

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Des 2024, 13:13
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
 Lukisan Yos Suprapto yang dianggap kontroversial Lukisan Yos Suprapto yang dianggap kontroversial (Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, memberikan tanggapan terkait pembatalan pameran tunggal seniman Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia. Ia menegaskan bahwa tidak ada penutupan paksa terhadap pameran tersebut.

Menurut Fadli Zon, pembatalan yang terjadi tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan pembungkaman. Ia menyatakan bahwa pemerintah tetap mendukung kebebasan berekspresi dalam dunia seni.

"Tidak ada pembungkaman, tidak ada beredel. Kita ini mendukung kebebasan ekspresi," ujar Fadli Zon dalam wawancaranya dengan media, seperti dilansir dari akun TikTok @omwah999 pada Minggu, 22 Desember 2024.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon <b>(NTVnews.id)</b> Menteri Kebudayaan Fadli Zon (NTVnews.id)

Fadli Zon menjelaskan bahwa penundaan pameran tersebut terjadi karena beberapa karya seni yang dipamerkan tidak sesuai dengan tema yang telah disepakati.

Menurut Fadli, sejumlah lukisan dipasang oleh Yos Suprapto sendiri tanpa persetujuan dari kurator. "Beberapa lukisan itu, saya kira, menurut kurator tidak pas, tidak tepat dengan tema," ungkapnya.

"Ada tema yang mungkin motifnya politik, bahkan mungkin makian terhadap seseorang. Kemudian, ada juga yang telanjang, itu tidak pantas. Telanjang dengan memakai topi yang mempunyai identitas budaya tertentu," lanjut Fadli Zon.

 Lukisan Yos Suprapto yang dianggap kontroversial  <b>(Istimewa)</b> Lukisan Yos Suprapto yang dianggap kontroversial (Istimewa)

Ia menambahkan bahwa penggambaran objek bertopi raja Jawa atau raja Mataram dalam karya tersebut dapat memunculkan sensitivitas yang masuk kategori SARA.

Pameran tunggal Yos Suprapto yang bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan dijadwalkan berlangsung selama satu bulan, mulai 19 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025. Namun, pameran tersebut ditunda sehari setelah dibuka karena alasan kurasi.

"Di dalam pameran itu, yang berkuasa sebenarnya kurator. Nah, kurator itu sudah bekerja sama dengan senimannya untuk memilih tema tentang kedaulatan pangan," jelas Fadli Zon.

"Saya kira kita semua sangat mendukung kebebasan berekspresi, tetapi tentu kebebasan berekspresi jangan sampai melampaui batas kebebasan orang lain," tutupnya.

x|close