Bandar Narkoba Asal Ukraina Ditangkap Polri di Thailand, Beroperasi di Bali

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Des 2024, 10:41
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Bandar narkoba asal Ukraina, Roman Nazarenco (tengah). (Antara) Bandar narkoba asal Ukraina, Roman Nazarenco (tengah). (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Polri menangkap bandar narkoba di Bangkok, Thailand, Kamis, 19 Desember 2024. Pelaku merupakan warga negara asing (WNA) asal Ukraina, Roman Nazarenco (RN).

Sekretaris NCB-Interpol Indonesia Brigjen Untung Widyatmoko menjelaskan, penangkapan bandar narkoba internasional yang masuk daftar red notice itu bukti komitmen Polri dalam memerangi kejahatan narkoba. Menurutnya, pelaku ditangkap melalui kerja sama antara Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Polri dan Royal Thai Police (RTP).

"Kami menerima informasi dari Royal Thai Police pada Kamis malam. Segera setelah itu, kami berkoordinasi dengan MCB (National Central Bureau) Bangkok dan Jakarta untuk memastikan langkah-langkah selanjutnya," ujar Untung, Senin, 23 Desember 2024.

Lalu, Polri mempersiapkan upaya penangkapan, termasuk koordinasi terkait proses hukum dan logistik pada Jumat, 20 Desember 2024. Kemudian, Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Polri bersama Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba) Bareskrim Polri terbang ke Bangkok, Sabtu, 21 Desember 2024.

"Dan Minggu, 22 Desember 2024, pelaku telah berhasil kami bawa kembali ke Jakarta," tutur Untung.

Ia mengatakan, kolaborasi antar satuan kerja (satker) di internal Polri, seperti Divisi Hubungan Internasional, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, dan Divisi Humas Polri menjadi kunci keberhasilan operasi penangkapan ini.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa mengatakan, penangkapan ini merupakan upaya Polri untuk memutus jaringan peredaran narkoba internasional.

"Ini (RN) adalah dedengkotnya atau biang keladinya yang berhasil kita tangkap," ujar Mukti.

Sementara, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menambahkan bahwa kerja sama internasional ini menjadi wujud nyata komitmen Polri dalam menjalin sinergi lintas negara memberantas kejahatan transnasional. Polri berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama dengan Interpol dan institusi penegak hukum negara lain demi keamanan global.

"Termasuk pemberantasan narkoba," ujar Trunoyudo.

Penangkapan ini disebut tidak hanya menunjukkan kemampuan Polri dalam berkolaborasi dengan aparat penegak hukum internasional. Namun, sebagai pembuktian bahwa Indonesia tidak memberikan ruang bagi bandar narkoba untuk beroperasi, baik di dalam negeri maupun lintas batas negara.

Diketahui, Polri menangkap Roman di Bandara U-Tapao Rayong, Thailand saat hendak pergi ke Dubai. Usai ditangkap, ia langsung digelandang ke Indonesia dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Minggu, 22 Desember 2024. Ia kabur sejak Mei 2024 dan berada di Thailand selama 109 hari.

RN merupakan otak dari clandestine lab yang memproduksi narkotika jenis mephedrone dan ganja hidroponik di Badung, Bali. Dia mengendalikan pembuatan narkotika di Bali mulai dari membuat laboratorium sampai memesan barang. Dia juga yang membuat basement di sebuah villa di Bali.

"Ada villa yang tanpa basement tapi dia ada basement di dalam sendiri, underground. Itu lahmereka yang merancang," ujar Mukti, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu, 22 Desember 2024.

Adapun kasus ini terbongkar pada Mei 2024 lalu. Kini, pelaku dibawa ke Bareskrim Polri untuk pemeriksaan intensif. Guna mendalami jaringan narkoba melalui clandestine lab yang memproduksi narkotika jenis mephedrone dan ganja hidroponik di Kabupaten Badung, Bali.

Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 114 subsider Pasal 112 subsiber Pasal 127 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Dengan ancaman hukuman mati, minimal 5 tahun dan denda Rp10 miliar.

x|close