Ntvnews.id, Jakarta - Tank Israel kembali lakukan penembakan di tenda kamp zona evakuasi sipil di sebelah barat Rafah pada Selasa, 28 Mei 2024 kemarin hingga menewaskan 21 orang, kata otoritas kesehatan Gaza. Empat tembakan tank tersebut menghantam kelompok tenda di Al-Mawasi.
Padahal, sebelumnya Israel telah menetapkan bahwa jalur pantai tersebut dijadikan sebagai zona kemanusiaan dan warga sipil di Rafah mencari keselamatan. Mirisnya lagi, 12 orang yang tewas adalah perempuan, menurut pejabat medis di daerah kantong Palestina.
"Bertentangan dengan laporan beberapa jam terakhir, IDF (Pasukan Pertahanan Israel) tidak menyerang di Area Kemanusiaan di Al-Mawasi," demikian bantahan dari militer Israel seperti dilansir dari Reuters pada Rabu, 29 Mei 2024.
Sebelum itu, Israel sendiri telah memerintahkan satu juta warga sipil Palestina yang terlantar akibat perang untuk segera mengungsi ke Al-Mawasi saat Israel melancarkan serangan ke Rafah. Sejak saat itu, mereka meninggalkan Rafah, kata badan pengungsi Palestina UNRWA.
Sementara itu, di pusat Rafah, tank dan kendaraan lapis baja milik Israel terlihat berada di dekat masjid Al-Awda. Militer Israel mengatakan bahwa pasukannya terus beroperasi di wilayah Rafah tanpa mengomentari kemajuan di pusat kota.
Mereka bahkan telah mengabaikan permohonan banding dari Mahkamah Internasional sehingga tank-tank mereka telah maju ke jantung Rafah untuk pertama kalinya setelah malam pengeboman besar-besaran di Gaza yang dikuasai Hamas.
Serangan Udara Israel ke Kamp Rafah (Reuters TV/ Reuters)
Amerika Serikat yang merupakan sekutu terdekat Israel juga menegaskan kembali soal penolakannya terhadap serangan darat besar-besaran Israel di Rafah. Namun, pihaknya mengatakan tidak yakin bahwa operasi semacam itu akan dilakukan.
Untuk diketahui, sampai saat ini lebih dari 36.000 warga Palestina meninggal dunia dalam serangan Israel, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Israel juga melancarkan serangan udara dan darat bertubi-tubi setelah serangan terhadap mereka pada 7 Oktober 2023 silam.