Ntvnews.id, Jember - BPBD Jember melaporkan bahwa 2.248 kepala keluarga (KK) terdampak oleh banjir yang melanda tujuh desa di Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Jumlah keluarga yang terdampak banjir mencapai 2.248 KK atau sekitar 7.331 jiwa, yang tersebar di Desa Pondokrejo, Sidodadi, Andongrejo, Curahtakir, Curahnongko, Wonoasri, dan Sanenrejo," kata Kepala BPBD Jember, Widodo Julianto, pada Senin, 23 Desember 2024.
Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Jember menyebabkan beberapa sungai meluap, mengakibatkan banjir yang merendam pemukiman di Kecamatan Tempurejo dan Wuluhan pada sore hari, 22 Desember 2024.
"Debit air di Sungai Mayang, Bedadung, Kalisanen, dan Curahnongko meningkat, yang menyebabkan banjir di beberapa lokasi di Kecamatan Tempurejo dengan ketinggian air mencapai 140 cm," jelas Widodo.
Baca juga: Widodo menyebutkan bahwa banjir tidak hanya terjadi di Kecamatan Tempurejo, tetapi juga meluas ke Kecamatan Wuluhan, khususnya di Desa Glundengan, yang mempengaruhi 67 KK (201 jiwa). Dinas Sosial Jember juga mendirikan dua dapur umum di Balai Desa Wonoasri dan Balai Desa Curahtakir untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi korban banjir. Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak dan memindahkan mereka ke Balai Desa Wonoasri, yang dijadikan posko pengungsian sementara. "Hingga Senin pagi, banjir masih menggenangi pemukiman dan jalan di Desa Wonoasri, yang menyebabkan banyak warga mengungsi ke posko, sementara banjir di beberapa desa lainnya sudah mulai surut," tambahnya. Widodo menyebutkan bahwa banjir tidak hanya terjadi di Kecamatan Tempurejo, tetapi juga meluas ke Kecamatan Wuluhan, khususnya di Desa Glundengan, yang mempengaruhi 67 KK (201 jiwa). Dinas Sosial Jember juga mendirikan dua dapur umum di Balai Desa Wonoasri dan Balai Desa Curahtakir untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi korban banjir. Baca juga: Banjir Bikin Macet Parah Jalan Joglo Raya Selain banjir, angin kencang juga melanda beberapa kecamatan seperti Ambulu, Kalisat, Sukowono, dan Sukorambi, yang mengakibatkan pohon tumbang dan menimpa rumah-rumah warga. "Kami mengimbau warga untuk tetap waspada dan siap menghadapi kemungkinan bencana hidrometeorologi, mengingat curah hujan di Jember masih diprediksi tinggi menurut laporan BMKG," ujarnya. (Sumber: Antara)