Ntvnews.id, Jakarta - Divisi Propam Polri memeriksa 18 polisi yang diduga memeras penonton Djakarta Warehouse Project (DWP) asal Malaysia. Tak berhenti sampai di situ, pimpinan polisi tersebut seperti Direktur Reserse Narkoba (Dirresnarkoba) Polda Metro Jaya Kombes Donald Parlaungan Simanjuntak, diharapkan juga ikut diperiksa Propam. Sebab, Donald merupakan merupakan salah satu pimpinan langsung dari polisi yang diperiksa Propam.
"Karena itu melibatkan banyak polres, Kasat Narkoba masing-masing polrestro dan Dirnarkoba Polda juga harus diperiksa," ujar pengamat kepolisian Bambang Rukminto, Senin, 23 Desember 2024.
Bambang menilai, pemeriksaan perlu dilakukan terhadap atasan langsung dari belasan polisi itu. Baik yang ada di lapangan, hingga secara struktur.
Baca Juga: Lebih lanjut, Bambang menilai pembiaran atasan pada pelanggaran tersebut tak masuk akal kalau tanpa ada kepentingan atau keuntungan yang diperoleh. Dirinya meyakini pungutan liar (pungli) dalam perkara itu bukanlah kesengajaan. "Bagi penegak hukum yang memahami aturan, perilaku pungli adalah kesengajaan bukan keteledoran," jelasnya. Baca Juga: 18 Polisi Diamankan Propam Usai Diduga Peras 400 Warga Malaysia di DWP Diketahui, DWP 2024 di JIExpo Kemayoran digelar pada 13-15 Desember 2024. Setelah acara, akun Instagram penyelenggara DWP dibanjiri komentar protes warganet terkait kabar sejumlah penonton DWP 2024 yang ditangkap anggota polisi lalu diduga diperas. Adapun salah satu yang diduga menjadi korban pemerasan yakni warga negara asing (WNA) asal Malaysia, Ilham (26), bukan nama sebenarnya. Menurut teman Ilham asal Indonesia yang ada di lokasi kejadian kala itu, Raka, juga bukan nama sebenarnya, temannya itu terpaksa merogoh kocek Rp 200 ribu agar paspor miliknya dikembalikan oleh terduga anggota polisi saat menonton DWP, Minggu, 15 Desember 2024. Hal itu terjadi saat dirinya dan Ilham tengah menonton DWP, dan tiba-tiba seorang pria yang mengaku dari pihak kepolisian, menarik tangan Ilham dan meminta untuk mengikutinya. Menurut cerita Ilham, ia tak sendiri, tapi terdapat beberapa penonton DWP 2024 lain yang turut dibawa untuk dikumpulkan dan diperiksa terduga polisi itu. Kepada diduga polisi tersebut, Ilham menjelaskan bahwa dirinya WN Malaysia. Petugas lantas meminta paspornya dengan dalih kebutuhan pemeriksaan administrasi. Dalam kesempatan itu, Ilham juga dicek tingkat kesadarannya. Dirinya tak menampik kemungkinan muncul isu setoran kepada pimpinan dalam aksi pemerasan ini. Sebab, atasan sebagai pengawas langsung ke anggota di lapangan, dianggap sudah membiarkan hal itu terjadi. "Asumsi yang muncul di masyarakat akan seperti itu, karena fungsi atasan sebagai pengawas yang harusnya mengetahui kinerja bawahan melakukan pembiaran," kata Bambang. Lebih lanjut, Bambang menilai pembiaran atasan pada pelanggaran tersebut tak masuk akal kalau tanpa ada kepentingan atau keuntungan yang diperoleh. Dirinya meyakini pungutan liar (pungli) dalam perkara itu bukanlah kesengajaan. "Bagi penegak hukum yang memahami aturan, perilaku pungli adalah kesengajaan bukan keteledoran," jelasnya. Baca Juga: 18 Polisi Diamankan Propam Usai Diduga Peras 400 Warga Malaysia di DWP Diketahui, DWP 2024 di JIExpo Kemayoran digelar pada 13-15 Desember 2024. Setelah acara, akun Instagram penyelenggara DWP dibanjiri komentar protes warganet terkait kabar sejumlah penonton DWP 2024 yang ditangkap anggota polisi lalu diduga diperas. Adapun salah satu yang diduga menjadi korban pemerasan yakni warga negara asing (WNA) asal Malaysia, Ilham (26), bukan nama sebenarnya. Menurut teman Ilham asal Indonesia yang ada di lokasi kejadian kala itu, Raka, juga bukan nama sebenarnya, temannya itu terpaksa merogoh kocek Rp 200 ribu agar paspor miliknya dikembalikan oleh terduga anggota polisi saat menonton DWP, Minggu, 15 Desember 2024. Hal itu terjadi saat dirinya dan Ilham tengah menonton DWP, dan tiba-tiba seorang pria yang mengaku dari pihak kepolisian, menarik tangan Ilham dan meminta untuk mengikutinya. Menurut cerita Ilham, ia tak sendiri, tapi terdapat beberapa penonton DWP 2024 lain yang turut dibawa untuk dikumpulkan dan diperiksa terduga polisi itu. Kepada diduga polisi tersebut, Ilham menjelaskan bahwa dirinya WN Malaysia. Petugas lantas meminta paspornya dengan dalih kebutuhan pemeriksaan administrasi. Dalam kesempatan itu, Ilham juga dicek tingkat kesadarannya. Baca Juga: Penonton DWP Asal Malaysia Ngaku Diperas Polisi, Polda Metro Lakukan Ini.. Tes kesadaran itu berupa uji kemampuan membaca angka pada jari, cara berjalan dan mulut. Walau demikian, paspor Ilham, lanjut ia tak kunjung dikembalikan. Hingga akhirnya Raka berinisiatif untuk memberikan uang terduga polisi guna paspor milik Ilham dikembalikan, Ide tersebut, katanya didapat setelah menyaksikan paspor milik penonton DWP lain yang turut disita polisi, yang di dalamnya terselip uang. "Ya karena aku tahu polisi di Indonesia suka dengan bribe (suap), ya sudah, aku kasih yang ada di dompet aku. Kalau enggak salah, Rp 200.000," kata Raka. Hasilnya, terduga polisi itu mengembalikan paspor milik Ilham.