Profil Yos Suprapto, Pelukis yang Batal Pamer Karya di Galeri Nasional

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Des 2024, 16:50
thumbnail-author
Adiansyah
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Seniman, Yos Suprapto, di Gedung Galeri Indonesia. Seniman, Yos Suprapto, di Gedung Galeri Indonesia. (Dokumentasi NTVnews.id/Alber Laia)

Ntvnews.id, Jakarta - Pameran tunggal Yos Suprapto bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan sebelumnya dijadwalkan berlangsung selama satu bulan, mulai 19 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025.

Tetapi pameran tersebut pada akhirnya mengalami penundaaan sehari setelah dibuka karena alasan kurasi.

Lantas penasaran dengan sosok Yos Suprapto ini? Mari simak ulasan singkat profilnya di bawah yang telah dilansir dari berbagai sumber.

Profil Yos Suprapto

 Lukisan Yos Suprapto yang dianggap kontroversial  <b>(Istimewa)</b> Lukisan Yos Suprapto yang dianggap kontroversial (Istimewa)

Yos Suprapto, seniman asal Surabaya, adalah sosok kreatif yang mampu merepresentasikan ide-idenya secara konvensional maupun nonkonvensional.

Baca Juga: Kronologi Pembatalan Pameran Yos Suprapto di Galeri Nasional

Melalui karya-karyanya, Yos tak hanya mengekspresikan seni, tetapi juga menyuarakan isu-isu sosial, politik, dan lingkungan, khususnya seputar permasalahan pangan.

Sebagai seniman yang memiliki latar belakang aktivisme, Yos Suprapto dikenal berani mengangkat tema-tema kritis dalam setiap karyanya.

Yos pernah aktif sebagai mahasiswa yang menentang rezim Orde Baru. Ia juga berkontribusi dalam majalah bawah tanah Independen sebagai ilustrator sampul.

Tahun 1994, Suprapto mengangkat isu lingkungan dalam pameran tunggalnya dengan mengusung tema “Bersatu Dengan Alam” di Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini, Jakarta.

Kemudian, pada tahun 2001 Suprapto Kembali menggelar pameran tunggal dengan tema “Barbarisme: Perjalanan Anak Bangsa” di Galeri Nasional (Galnas).

Pada tahun 2005, Suprapto lagi-lagi mengangkat isu social dalam bentuk kritik atas korupsi di lingkungan elite birokrasi lewat pameran tunggal bertajuk “Republik Udang” di Tembi Gallery, Yogyakarta.

x|close