Bangladesh Ogah Terima Rohingya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Des 2024, 12:50
thumbnail-author
Akbar Mubarok
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
 Imigran etnis Rohingya di penampungan sementara di Desa Seunebok Rawang, Kecamatan Pereulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh Imigran etnis Rohingya di penampungan sementara di Desa Seunebok Rawang, Kecamatan Pereulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh ((Antara))

Ntvnews.id, Jakarta - Bangladesh pada Senin 23 Desember lalu, menyatakan tidak akan lagi mengizinkan anggota komunitas Rohingya memasuki wilayahnya. Pemerintah juga mengklarifikasi bahwa sekitar 60 ribu pengungsi telah masuk ke negara Asia Selatan tersebut dalam dua tahun terakhir.

"Kami tidak akan mengizinkan lebih banyak Rohingya untuk masuk dalam keadaan apa pun," kata Penasihat Urusan Dalam Negeri Letnan Jenderal (purnawirawan) Jahangir Alam Chowdhury, Selasa 24 Desember 2024.

Baca Juga : Komisi Penyelidikan Ungkap Eks PM Bangladesh Sheikh Hasina Terlibat Penghilangan Paksa

Chowdhury juga memberikan klarifikasi terkait pernyataan yang disampaikan oleh Penasihat Urusan Luar Negeri, Md. Touhid Hossain, mengenai kedatangan Rohingya baru-baru ini ke Bangladesh.

"Selama satu setengah hingga dua tahun terakhir, 60 ribu Rohingya telah memasuki negara ini," katanya.

Hossain sebelumnya menyatakan bahwa 60 ribu Rohingya telah memasuki Bangladesh dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

Pada Minggu 22 Desember , Hossain memberikan keterangan kepada wartawan di Dhaka usai kunjungannya ke Thailand, di mana ia menghadiri pertemuan konsultasi informal bersama perwakilan dari Laos, Thailand, India, China, dan Myanmar.

"Perbatasan Myanmar sekarang sepenuhnya berada di bawah kendali Tentara Arakan. Meskipun komunikasi informal dengan mereka memungkinkan, tidak ada ruang untuk diskusi resmi. Kami berupaya menyelesaikan masalah ini (krisis Rohingya) sesegera mungkin," papar Chowdhury.

Baca Juga : 116 Imigran Rohingya Terdampar di Aceh Timur, Begini Kisahnya

Bangladesh menampung lebih dari 1,2 juta warga Rohingya di distrik Cox's Bazar di tenggara negara itu. Sebagian besar Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar pada Agustus 2017 karena tindakan keras militer.

Secara terpisah, puluhan organisasi Rohingya pada Senin (23/12) menyerukan "keadilan, kesetaraan, hidup berdampingan secara damai, dan pemerintahan yang inklusif" di negara bagian Rakhine di pantai barat dari Myanmar saat konflik antara pasukan junta militer dan pemberontak Tentara Arakan meningkat.

Sekitar 28 organisasi Rohingya mengeluarkan pernyataan bersama pada Senin yang menyerukan pemberontak Tentara Arakan, yang telah menguasai kota Maungdaw dan Buthidaung di Rakhine utara, untuk menegakkan dan menghormati hak-hak Rohingya dan semua minoritas etnis dan agama" di negara bagian bermasalah yang berbatasan dengan Bangladesh.

(Sumber Antara)

x|close