Ntvnews.id, Jakarta - Seorang wanita yang menjadi korban kekerasan oleh seorang oknum anggota polisi dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Jawa Barat berinisial A, akhirnya berani untuk buka suara setelah mengalami kekerasan yang berlangsung lama.
Dalam sebuah unggahan di media sosial pribadinya @prischalauraa_, menceritakan pengalaman pahit yang ia alami sejak Maret lalu. Mirisnya, perempuan yang akrab disapa Chaca itu hampir di sekujur tubuhnya terdapat luka lebam.
"Sebenarnya aku nggak mau speak up tentang masalah yang aku rasain selama 4 bulan kemarin, aku nggak tahu harus cerita ke mana dan ke siapa lagi, akhirnya aku beranikan buat nge-up ini," tulisnya di postingan tersebut.
Wanita Korban Kekerasan Oknum Polisi di Bandung (Instagram)
Ia menjelaskan bahwa kekerasan fisik yang diterimanya dimulai pada bulan Maret, ketika oknum tersebut memukulnya di bagian mulut dan pelipis mata, yang menyebabkan korban harus dirawat selama dua minggu.
Kejadian ini bermula ketika korban diminta menemui oknum di tempat tugasnya di Cirebon. Tanpa disangka, ketika korban tanpa sengaja melihat notifikasi DM Instagram di ponsel sang oknum, hal itu memicu kemarahan yang berujung pada tindakan kekerasan.
"Aku diminta nyamper dia ke tempat dia jaga lalu dia ngajak aku ke satu ruangan ditempat itu lalu aku ga sengaja ngeliat notif dm ig di HP dia trs lalu dia marah dan dicekik dan ngejambak pukul bagian muka aku,” ungkap Chaca.
View this post on Instagram
Meskipun mengalami trauma berat akibat pemukulan yang terjadi secara berulang dari bulan Agustus hingga Oktober setelah sang oknum dipindah tugas ke Bandung, korban tetap memilih untuk tidak melapor pada saat itu.
"Aku nggak mau visum bukan tanpa alasan, tapi aku selalu disuap dengan janji-janji dan bodohnya aku percaya. Tapi ini bukan waktu nya untuk menyalahkan diri sendiri karna nasi sudah menjadi bubur," ujarnya, menyampaikan rasa penyesalannya atas kepercayaan yang diberikan kepada pelaku.
Oknum Polisi yang Lakukan Penganiayaan ke Pacarnya (Instagram)
Chaca menyatakan bahwa kekerasan ini berlangsung karena pelaku bukan mencintainya, melainkan hanya takut jika ia berbicara kepada orang lain. Ia juga mengungkapkan bahwa selama ini ia terus dipaksa untuk tetap diam dan menahan rasa sakitnya.
"Dia pertahanin aku bukan karena sayang, tapi karena dia takut kalau aku speak up ke orang-orang," ungkapnya.
“Tujuan aku speak up biar ga ada korban selanjutnya. Aku gabisa merubah apa yang sudah terjadi tapi semoga aku bisa merubah apa yang akan terjadi,” tutupnya.