Tentara Israel Ungkap Serang Sekolah Gaza untuk Singkirkan Hamas

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Des 2024, 17:27
thumbnail-author
Muhammad Hafiz
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Kondisi di Gaza akibat serangan Israel. Kondisi di Gaza akibat serangan Israel. (Antara)

Ntvnews.id, Yerusalem - Militer Israel mengungkapkan pada Senin, 23 Desember 2024, bahwa mereka telah menyerang sebuah sekolah yang digunakan sebagai tempat penampungan pengungsi Palestina di Kota Gaza. Serangan tersebut, menurut klaim militer, ditujukan untuk menargetkan seorang pejabat keamanan senior Hamas.

Serangan yang terjadi pada Minggu, 22 Desember 2024 tersebut mengakibatkan sembilan orang tewas dan melukai banyak lainnya, berdasarkan laporan dari sumber Palestina.

Baca juga: Kepala UNRWA Sebut Israel Melanggar Semua Aturan Perang di Gaza

Dalam sebuah pernyataan, militer Israel menyebutkan bahwa serangan itu dilakukan oleh drone Angkatan Udara, yang diarahkan oleh intelijen dari badan keamanan internal Shin Bet, Direktorat Intelijen Militer AMAN, dan Komando Selatan. Serangan tersebut berhasil menargetkan Tharwat Muhammad Ahmed Albec, Kepala Direktorat Keamanan dalam Badan Keamanan Umum Hamas.

Militer menuduh bahwa Albec beroperasi dari sebuah pusat komando dan kontrol yang berada di kompleks sekolah Musa bin Nusayr di Duraj Taffah, bagian timur Kota Gaza.

Direktorat yang dipimpin Albec, menurut militer Israel, bertanggung jawab untuk menyediakan intelijen yang mendukung pengambilan keputusan Hamas, menjaga keamanan anggota senior Hamas, dan menyediakan tempat persembunyian untuk melanjutkan aktivitas militer.

Kantor Media Pemerintah Gaza menuduh militer Israel sengaja menargetkan tempat penampungan dan sekolah-sekolah PBB yang digunakan untuk melindungi keluarga pengungsi. Tuduhan ini mencatat bahwa serangan tersebut bertujuan untuk memaksimalkan jumlah korban, khususnya di kalangan perempuan dan anak-anak.

Pengungsian terus-menerus menjadi kenyataan bagi warga Palestina sejak dimulainya serangan Israel di Gaza. Warga sering dipaksa mengungsi dari rumah mereka menjelang serangan udara, invasi darat, atau penghancuran lingkungan sekitar.

Serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah mengakibatkan lebih dari 45.300 kematian, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, menurut laporan resmi dari Palestina.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) bulan lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait operasi militernya di Gaza. Tuduhan ini terus memicu kritik internasional terhadap tindakan Israel di wilayah tersebut.

(Sumber: Antara)

x|close