Ntvnews.id, Jakarta - Setidaknya 14.500 anak Palestina telah kehilangan nyawa akibat serangan Israel yang berlanjut di Jalur Gaza sejak tahun lalu, menurut laporan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Selasa 24 Desember lalu.
"Setiap jam, satu anak tewas. Ini bukan sekadar angka. Ini adalah banyak nyawa yang terputus," ungkap UNRWA, Rabu 25 Desember 2024.
Baca Juga : Menurut UNRWA, tanpa akses ke pendidikan, anak-anak Palestina di Gaza terpaksa mencari nafkah dengan mengais puing-puing bangunan. "Waktu terus berjalan bagi anak-anak ini. Mereka kehilangan nyawa, masa depan, dan terutama harapan," ujarnya. Israel terus melancarkan serangan di Jalur Gaza sejak insiden serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, meskipun Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata segera. "Membunuh anak-anak tidak dapat dibenarkan. Mereka yang selamat pun terluka secara fisik dan emosional," lanjutnya. Menurut UNRWA, tanpa akses ke pendidikan, anak-anak Palestina di Gaza terpaksa mencari nafkah dengan mengais puing-puing bangunan. "Waktu terus berjalan bagi anak-anak ini. Mereka kehilangan nyawa, masa depan, dan terutama harapan," ujarnya. Israel terus melancarkan serangan di Jalur Gaza sejak insiden serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, meskipun Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata segera. Baca Juga : Israel Akui Bertanggung Jawab atas Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Lebih dari 45.300 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dilaporkan tewas, sementara lebih dari 107.700 lainnya mengalami luka-luka, menurut laporan otoritas kesehatan setempat. Pada bulan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk kepala otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan kepala pertahanan, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional terkait tindakannya di Gaza. (Sumber Antara)