Biadab! Beredar Video Tentara Israel Sebut 'Tak Ada Lagi RS Indonesia' di Palestina

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Des 2024, 08:00
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. (Antara)

Ntvnews.id, Gaza - Seorang tentara Israel membagikan video yang merayakan kehancuran besar di sekitar Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara, Palestina.

Dalam video tersebut, terdengar suara pasukan Israel berbahasa Ibrani yang menyatakan, "Tidak ada lagi Rumah Sakit Indonesia."

Tentara itu juga mempertanyakan apakah rumah sakit tersebut digunakan untuk menyembuhkan orang atau mengajarkan cara membunuh, tanpa menyadari bahwa mereka sendiri yang melakukan genosida terhadap warga Palestina.

Baca Juga: 1 Anak Meninggal Setiap Jam di Gaza karena Serangan Israel

Pada 24 Desember 2024, Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan bahwa militer Israel memaksa evakuasi Rumah Sakit Indonesia, memaksa pasien untuk berpindah ke rumah sakit lain yang sangat jauh di Kota Gaza, beberapa di antaranya harus berjalan kaki.

Rumah sakit ini adalah salah satu dari sedikit yang masih berfungsi sebagian di Gaza utara, wilayah yang telah mengalami tekanan militer Israel selama hampir tiga bulan.

Israel menyatakan bahwa operasinya di sekitar tiga komunitas Gaza utara yang mengelilingi rumah sakit ini – Beit Lahiya, Beit Hanoun, dan Jabalia – menargetkan militan Hamas. Mereka juga menyatakan bahwa rumah sakit itu digunakan oleh pejuang Hamas untuk melancarkan serangan, dan bahwa mereka telah memfasilitasi evakuasi warga sipil, tenaga medis, dan pasien dari area tersebut dengan aman.

Namun, Palestina menuduh Israel berusaha mengosongkan Gaza utara secara permanen untuk menciptakan zona penyangga, tuduhan yang dibantah oleh Israel.

Direktur Kementerian Kesehatan Gaza, Munir Al-Bursh, menyebutkan bahwa tentara Israel memerintahkan evakuasi rumah sakit pada 23 Desember, sebelum menyerbu rumah sakit itu pada pagi hari 24 Desember dan memaksa semua yang ada di dalamnya untuk pergi.

Baca Juga: Sosok Penabrak Kerumunan di Pasar Natal: Anti-Islam dan Pro Israel

Dua rumah sakit lain di Gaza utara, Rumah Sakit Al-Awda dan Kamal Adwan, juga sering menjadi sasaran serangan Israel. Pihak rumah sakit menolak perintah untuk evakuasi, karena mereka tidak ingin meninggalkan pasien tanpa pengawasan.

Selama beberapa hari terakhir, perlawanan terhadap serangan Israel di fasilitas medis semakin intensif. Dr. Hussam Abu Safiya, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, mengungkapkan bahwa rumah sakit mereka terus diserang, membahayakan staf dan fasilitas medis mereka. Pengeboman ini juga menyebabkan kerusakan pada generator dan pasokan medis yang sangat dibutuhkan.

Pihak rumah sakit meminta bantuan internasional dan perlindungan untuk menjaga keselamatan pasien dan tenaga medis. Namun, bantuan yang diterima sejauh ini sangat sedikit, dan mereka terus meminta pembukaan koridor kemanusiaan.

Pengeboman yang terus berlanjut terhadap pusat medis ini mendapat kecaman dari Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, yang mendesak "gencatan senjata segera" di wilayah tersebut, yang telah terkepung lebih dari 70 hari.

x|close