Ntvnews.id, New York - Sebuah taksi melaju di atas trotoar dan menabrak para pejalan kaki di luar sebuah department store di New York City, Amerika Serikat (AS), menyebabkan sedikitnya tujuh orang terluka. Insiden ini terjadi pada Hari Natal.
Dilansir dari Reuters, Jumat, 27 Desember 2024, insiden berlangsung di Midtown Manhattan, dekat toko utama Macy's di Herald Square, yang terletak di sudut West 34th Street dan Avenue of the Americas (Sixth Avenue). Toko Macy's, yang terkenal dengan dekorasi etalase mewahnya, menarik perhatian banyak wisatawan dan penduduk lokal selama musim liburan.
Penyelidikan atas peristiwa ini masih berlangsung, dan sejauh ini belum ada dakwaan yang diajukan. Menurut Kepolisian New York, pengemudi taksi tersebut mengalami gangguan medis saat kejadian pada Rabu, 25 Desember 2024 waktu setempat.
Korban terdiri dari enam pejalan kaki, termasuk seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, dua wanita berusia 49 tahun, dan tiga wanita lainnya yang berusia antara 19 hingga 41 tahun. Salah satu korban mengalami cedera kepala serius dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Beberapa korban lainnya menolak perawatan, dan polisi memastikan bahwa semua cedera tidak mengancam nyawa. Pengemudi taksi, seorang pria berusia 58 tahun, juga terluka dalam kecelakaan tersebut.
Foto-foto yang dirilis media setempat menunjukkan kondisi taksi yang mengalami kerusakan berat dengan bagian-bagian tertentu penyok.
Baca Juga: Kecelakaan di KM 77 Ruas Jalan Tol Pandaan-Malang, Petugas Lakukan Aksi Cepat Penanganan
Insiden di New York ini terjadi hanya beberapa hari setelah kejadian serupa di Magdeburg, Jerman, di mana sebuah mobil menabrak kerumunan di pasar Natal, menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai sekitar 200 lainnya. Pihak berwenang Jerman menyebut insiden itu sebagai sebuah "serangan".
Seorang dokter asal Arab Saudi berusia 50 tahun, yang telah tinggal di Jerman selama belasan tahun, ditangkap sebagai tersangka serangan tersebut. Menurut laporan CNN, dokter bernama Taleb al-Abdulmohsen itu sebelumnya menjadi buronan otoritas Saudi.
Riyadh pernah meminta agar ia diekstradisi, namun permintaan tersebut ditolak oleh Berlin. Otoritas Saudi menuduh Abdulmohsen memiliki pandangan anti-Islam yang ekstrem.