Ntvnews.id, Seoul - Kecelakaan pesawat Boeing 737-800 Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, menyebabkan 176 orang tewas. Seorang penumpang sempat mengirim pesan kepada kerabatnya yang menyebutkan bahwa ada burung yang tersangkut di sayap pesawat.
Dilansir dari Reuters, Senin, 30 Desember 2024, penumpang tersebut mengirim pesan singkat yang menginformasikan bahwa burung tertangkap di sayap pesawat.
Pesan terakhir yang dikirim adalah, "Haruskah saya mengucapkan kata-kata terakhir saya?"
Baca Juga: VIDEO: Detik-detik Pesawat Jeju Air Jatuh di Bandara Muan Korea Selatan
Pesawat Jeju Air tersebut mengangkut 181 orang, terdiri dari 175 penumpang dan 6 awak pesawat. Di antara penumpang, dua di antaranya adalah warga negara Thailand, sementara sisanya diperkirakan warga negara Korea Selatan, menurut Kementerian Transportasi.
Berdasarkan informasi terbaru, sebanyak 176 orang dilaporkan tewas, sementara dua orang awak pesawat selamat dan dibawa ke rumah sakit. Kantor berita Yonhap melaporkan bahwa pihak berwenang menyebutkan sedikitnya tiga orang belum ditemukan, dan pencarian masih berlanjut.
Kementerian Transportasi Korea Selatan menyatakan bahwa pesawat tersebut diproduksi pada tahun 2009 dan menggunakan dua mesin CFM56-7B26 yang diproduksi oleh CFM International, sebuah perusahaan patungan antara GE Aerospace (GE.N) dan Safran (SAF.PA) dari Prancis.
Juru bicara CFM menyampaikan rasa sedihnya atas kecelakaan pesawat Jeju Air 2216 dan mengungkapkan simpati yang mendalam kepada keluarga dan orang-orang terdekat para korban.
CEO Jeju Air, Kim E-bae, meminta maaf atas insiden tersebut dan menunjukkan rasa hormat dengan membungkuk dalam-dalam selama pengarahan yang disiarkan televisi.
Ia menegaskan bahwa pesawat tersebut tidak memiliki catatan kecelakaan dan tidak ada tanda-tanda kerusakan sebelum kejadian. Maskapai penerbangan ini akan bekerja sama dengan pihak penyelidik dan mengutamakan dukungan bagi keluarga korban.
Baca Juga: Puluhan Turis Vietnam Hilang di Pulau Jeju Korea Selatan, Kenapa?
"Tidak ada kondisi abnormal yang dilaporkan saat pesawat meninggalkan Bandara Suvarnabhumi Bangkok," kata Presiden Airports of Thailand, Kerati Kijmanawat.
Menara pengawas Bandara Internasional Muan sempat memberikan peringatan tentang kemungkinan serangan burung sebelum kecelakaan pesawat Jeju Air terjadi. Peringatan tersebut dikeluarkan enam menit sebelum pesawat jatuh.
Menurut Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi yang mengawasi keselamatan penerbangan, peringatan itu diberikan pada pukul 08:57 pagi waktu setempat.
Pilot kemudian mengumumkan keadaan darurat atau mayday pada pukul 08:58 pagi dan berusaha untuk mendarat pada pukul 09:00 pagi. Namun, pesawat tergelincir tiga menit setelahnya pada pukul 09:03 pagi saat mendarat tanpa roda pendaratan.
"Ketika mencoba mendarat di landasan pacu No. 1, menara pengawas mengeluarkan peringatan tentang serangan burung, dan pilot segera mengumumkan mayday," kata kementerian tersebut.
Para pejabat menyebutkan bahwa menara pengawas memberikan izin bagi pesawat untuk mendarat di arah berlawanan di landasan pacu, tetapi pesawat melewati landasan pacu dan menabrak dinding.