Maskapai Jeju Air Diselidiki, Ternyata Beberapa Kali Alami Masalah Pendaratan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Des 2024, 12:16
thumbnail-author
Elma Gianinta Ginting
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Petugas melakukan operasi penyelamatan setelah pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan di luar landasan pacu Bandara Internasional Muan, Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Petugas melakukan operasi penyelamatan setelah pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan di luar landasan pacu Bandara Internasional Muan, Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). (ANTARA / REUTERS (Kim Hong-Ji))

Ntvnews.id, Seoul - Pemerintah Korea Selatan berencana untuk memperketat pengawasan terhadap maskapai penerbangan berbiaya rendah Jeju Air Co., setelah masalah pada roda pendaratan terjadi berulang kali, yang diyakini turut menyebabkan kecelakaan pesawat pada Minggu, 29 Desember 2024, yang menewaskan 179 orang.

"Kami akan menerapkan pemeriksaan keselamatan penerbangan yang lebih ketat sebagai respons terhadap masalah perangkat pendaratan ini," kata Joo Jong-wan, Kepala Kebijakan Penerbangan Kementerian Perhubungan, dalam pernyataannya kepada media di Sejong, Senin, 30 Desember 2024.

Maskapai tersebut sedang dalam penyelidikan terkait kecelakaan pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216, yang keluar dari landasan saat mendarat darurat dan menabrak pagar di Bandara Internasional Muan, yang terletak sekitar 290 kilometer barat daya Seoul.

Baca juga: Pesawat Jeju Air Diduga Tabrakan dengan Burung, Mendarat Tanpa Roda

Pada pagi hari Senin, sebuah pesawat Jeju Air yang terbang dari Bandara Internasional Gimpo di Korea Selatan terpaksa kembali ke bandara setelah mengalami masalah pada roda pendaratan, masalah yang serupa dengan yang terjadi pada kecelakaan pada Minggu.

Pesawat yang kembali ke Bandara Gimpo tersebut merupakan model yang sama dengan Boeing B737-800 Jeju Air yang terlibat dalam kecelakaan pada hari Minggu.

Joo menjelaskan bahwa Jeju Air memiliki tingkat pemanfaatan pesawat yang tinggi, yang merujuk pada seberapa sering dan lama pesawat digunakan. Beberapa analis berpendapat bahwa faktor ini mungkin berkontribusi terhadap kecelakaan yang terjadi pada Minggu.

Setelah masalah pada roda pendaratan dilaporkan pada Senin, kementerian mengirimkan inspektur keselamatan untuk menyelidiki insiden terbaru tersebut.

Baca juga: Menlu Sugiono: Kami Berduka Atas Tragedi Jeju Air, Doa Kami untuk Keluarga Korban

Sementara itu, salah satu dari dua perangkat perekam penerbangan yang ditemukan di lokasi kecelakaan pada Minggu dilaporkan mengalami kerusakan fisik, menurut Joo. Perangkat tersebut telah dipindahkan ke Bandara Internasional Gimpo untuk dianalisis lebih lanjut.

Joo menambahkan bahwa Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) akan turut serta dalam penyelidikan kecelakaan tersebut. Boeing dan produsen mesin CFM International juga telah dihubungi untuk memberikan bantuan dalam proses investigasi.

(Sumber: Antara)

x|close