Ntvnews.id, Jakarta - Boeing mengeluarkan pernyataan setelah salah satu pesawat 737-800 miliknya mendarat darurat di Korea Selatan pada hari Minggu, yang mengakibatkan setidaknya 174 orang tewas.
Dalam pernyataan resminya, produsen pesawat tersebut menyatakan bahwa mereka telah berkomunikasi dengan maskapai Jeju Air dan siap memberikan dukungan kepada mereka.
"Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang kehilangan orang tercinta, dan pikiran kami tetap bersama penumpang dan kru," demikian pernyataan tersebut, dikutip dari Newsweek, Senin 30 Desember 2024.
Baca Juga: Maskapai Jeju Air Diselidiki, Ternyata Beberapa Kali Alami Masalah Pendaratan
Pesawat Boeing telah terlibat dalam beberapa insiden terkait kontrol kualitas yang mendapat perhatian internasional—termasuk ledakan di udara pada penutup pintu pesawat dalam penerbangan Alaska Airlines pada Januari 2024.
Dalam pengarahan yang disiarkan televisi, CEO Jeju Air, Kim E-bae, menyatakan bahwa penyebab kecelakaan tersebut masih belum diketahui, dan tidak ada indikasi kerusakan sebelum kejadian. Ia juga menambahkan bahwa maskapai akan bekerja sama dengan pihak penyelidik.
Penerbangan Jeju Air 7C2216 meledak menjadi api saat mencoba mendarat di Bandara Internasional Muan di Korea Selatan, menurut agen transportasi negara tersebut.
Terdapat 175 penumpang dan enam awak pesawat di dalam pesawat. Dua awak pesawat telah berhasil diselamatkan.
Baca Juga: 2 Penumpang Pesawat Jeju Air Berhasil Selamat, Ternyata Posisi Duduknya di Sini
Dalam sebuah video yang disiarkan di media lokal dan kemudian beredar di media sosial, tampak pesawat tersebut tergelincir di landasan pacu tanpa roda pendarat yang tampak terpasang, sebelum menabrak dinding dan meledak dalam kobaran api.
Penyebab pasti kecelakaan ini masih belum diketahui, namun pejabat Korea Selatan menyatakan bahwa pesawat tersebut diberi peringatan tentang kemungkinan tabrakan dengan burung beberapa saat sebelum kecelakaan, yang dapat menjadi indikasi penyebabnya.
Meski penyebabnya belum dapat dipastikan, insiden ini menambah daftar panjang kecelakaan dan kerusakan yang melibatkan pesawat Boeing.
Lebih dari 100 pelapor telah mengajukan tuduhan mengenai praktik keselamatan yang diterapkan oleh produsen pesawat yang berbasis di Virginia tersebut, yang kini sedang dalam penyelidikan dan proses hukum.
Perusahaan Boeing menyatakan pernyataan kepada Newsweek tentang kejadian tersebut.
“Kami terus berkomunikasi dengan Jeju Air mengenai penerbangan 2216 dan siap memberikan dukungan.” katanya.
“Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga yang kehilangan orang terkasih, dan pikiran kami tetap bersama penumpang dan kru." tambahnya.
Baca Juga : Pesawat Jeju Air Kembali Alami Masalah hingga Terpaksa Lakukan Pendaratan Darurat
Presiden sementara Korea Selatan, Choi Sang-mok, berbicara di lokasi kecelakaan, "Tidak ada kata-kata penghiburan yang cukup untuk keluarga yang telah mengalami tragedi ini."
Jeju Air juga mengeluarkan pernyataan melalui situs web resmi mereka.
"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terdampak oleh insiden di Bandara Muan. Kami akan berupaya keras untuk menyelesaikan masalah ini. Kami sangat menyesal atas kesulitan yang ditimbulkan." tulisnya.
Komite Investigasi Kecelakaan Udara dan Kereta Api telah menemukan perekam data penerbangan dari kotak hitam pesawat dan masih melakukan pencarian terhadap perekam suara kokpit.