Ntvnews.id, Jakarta - Rentetan insiden penerbangan mewarnai akhir tahun 2024, menjadi catatan kelam menjelang pergantian ke tahun 2025.
Dalam beberapa hari terakhir Desember 2024, dunia penerbangan dihadapkan pada enam insiden serius yang terjadi di berbagai negara, termasuk Kazakhstan, Korea Selatan, Kanada, Norwegia, dan Uni Emirat Arab.
Baca Juga : Disebut Kecelakaan Pesawat Terparah di Korsel, Bos Jeju Air: Saya Bertanggung Jawab Penuh!
Mulai dari insiden ringan hingga kecelakaan tragis, berikut adalah rincian enam peristiwa penerbangan yang mencuri perhatian di penghujung tahun ini, Selasa 31 Desember 2024. Berikut ulasannya:
1. Kecelakaan Pesawat Azerbaijan
Sebuah pesawat Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines yang terbang dari Baku menuju Grozny, ibu kota Chechnya, mengalami kecelakaan di dekat Aktau, Kazakhstan. Tragedi ini merenggut nyawa 38 dari 67 penumpang dan awak pesawat.
Laporan awal menyebutkan kemungkinan tabrakan dengan burung sebagai penyebab kecelakaan. Namun, keberadaan lubang besar di bagian ekor pesawat memunculkan dugaan lain, termasuk kemungkinan adanya serangan.
Pejabat Azerbaijan mengklaim bahwa pesawat tersebut terkena rudal permukaan-ke-udara Rusia, sementara Presiden Aliyev menyatakan kerusakan disebabkan oleh tembakan darat dan peperangan elektronik di wilayah udara Rusia. Aliyev menuntut permintaan maaf resmi dari Moskow serta kompensasi untuk para korban.
Di sisi lain, Rusia menyampaikan belasungkawa atas insiden tersebut tetapi membantah tuduhan yang dilayangkan. Moskow mengklaim adanya ledakan internal dalam pesawat, sebuah teori yang oleh Aliyev disebut sebagai upaya menutupi fakta sebenarnya.
Saat ini, investigasi masih berlangsung dengan fokus pada analisis data dari kotak hitam pesawat.
Baca Juga : 5 Tragedi Kecelakaan Pesawat Sepanjang Desember 2024, Mayoritas Boeing
2. Tragedi Jeju Air Korea Selatan
Tragedi Boeing 737-800 Jeju Air di Bandara Internasional Muan menjadi insiden penerbangan paling mematikan di Korea Selatan sejak 1997, dengan 179 dari 181 penumpang dan awak tewas akibat kerusakan roda pendaratan depan.
Para penyelidik kini tengah mendalami kemungkinan serangan burung di sekitar bandara, yang berada di kawasan habitat burung migrasi, sebagai penyebab utama kecelakaan tersebut.
Sebagai respons atas tragedi ini, pemerintah Korea Selatan telah mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari. Sejumlah perayaan Tahun Baru pun dibatalkan untuk menghormati para korban.
Tim dari Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS dan pejabat Boeing turut membantu dalam penyelidikan, termasuk kemungkinan pengiriman perekam data penerbangan yang rusak ke AS untuk analisis lebih lanjut.
Baca Juga : Daftar Insiden Pesawat Boeing Selama Tahun 2024, Terbaru Jeju Air yang Tewaskan 180 Orang
Peringatan sebelumnya mengenai risiko serangan burung di bandara tersebut, yang sempat memicu penerapan langkah-langkah pencegahan, kini sedang ditinjau dengan lebih ketat sebagai bagian dari investigasi.
3. Air Canada Express
Pada hari yang sama, penerbangan Air Canada Express 2259, sebuah De Havilland Dash 8-400, terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Halifax Stanfield akibat kegagalan fungsi roda pendaratan.
Pesawat mendarat dengan dramatis, meluncur di landasan sementara api dan percikan terlihat dari salah satu sayapnya. Beruntung, seluruh 77 penumpang dan awak berhasil selamat tanpa cedera.
Beberapa penumpang melaporkan bahwa pesawat tampak miring dan tergelincir saat pendaratan, sebelum petugas tanggap darurat dengan sigap merespons. Aktivitas penerbangan di bandara sempat ditangguhkan sementara.
Saat ini, investigasi masih berlangsung untuk mengidentifikasi penyebab kegagalan mekanis tersebut.
4. Pesawat KLM Royal Dutch di Norwegia
Penerbangan KLM 1204, sebuah Boeing 737-800 yang terbang dari Oslo menuju Amsterdam, mengalami kegagalan sistem hidrolik tak lama setelah lepas landas.
Pilot memutuskan mengalihkan penerbangan ke Bandara Torp Sandefjord di Norwegia. Saat melakukan pendaratan darurat, pesawat tergelincir dari landasan pacu dan berhenti di area berumput. Meski begitu, seluruh 176 penumpang dan enam awak berhasil selamat tanpa luka. Investigasi kini berfokus pada kegagalan hidrolik yang dilaporkan sebagai penyebab utama insiden.
Sebuah pesawat ringan mengalami kecelakaan di lepas pantai Ras al-Khaimah, Uni Emirat Arab (UEA), menewaskan pilot dan kopilot. Otoritas Penerbangan Sipil Umum telah memulai investigasi untuk menentukan penyebab jatuhnya pesawat.
Baca Juga : Utusan PBB Retno Marsudi Ucapkan Belasungkawa Atas Kecelakaan Pesawat Korea Selatan
5. Jeju Air Lagi
Pada hari yang sama, penerbangan Emirates tujuan Incheon, Korea Selatan, terpaksa dialihkan karena badai salju yang mengganggu lalu lintas udara. Pesawat mendarat dengan selamat di bandara alternatif.
Penerbangan Jeju Air 7C101, sebuah Boeing 737-800 dengan 161 penumpang, mengalami gangguan pada roda pendaratan tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Gimpo di Seoul. Pilot memutuskan untuk kembali ke Gimpo, di mana pesawat berhasil mendarat dengan selamat tanpa korban cedera.
Investigasi masih berlangsung untuk mengungkap penyebab masalah roda pendaratan. Insiden ini mendorong otoritas penerbangan global untuk melakukan penyelidikan menyeluruh, guna menentukan apakah kegagalan mekanis, kesalahan manusia, atau faktor eksternal seperti cuaca dan ketegangan geopolitik menjadi penyebabnya.
Temuan dari investigasi ini diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah peningkatan keselamatan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. (Sumber Antara)