Jelang Tahun Baru, Sekjen PBB Serukan Persatuan Hadapi Krisis Dunia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 31 Des 2024, 14:05
thumbnail-author
Muhammad Hafiz
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres berbicara di perbatasan Rafah sisi Mesir, Sabtu (23/3/2024). Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres berbicara di perbatasan Rafah sisi Mesir, Sabtu (23/3/2024). (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, dalam sambutannya menyambut Tahun Baru 2025, mengajak pemimpin dan masyarakat internasional untuk menghadapi krisis dunia dengan persatuan dan tekad yang kuat.

"Sepanjang 2024, harapan sulit dicari. Peperangan mengakibatkan rasa sakit yang parah, penderitaan, dan memaksa orang-orang mengungsi. Kesenjangan dan perpecahan juga marak, sehingga memantik ketegangan dan ketidakpercayaan," ungkap Guterres dalam sebuah siaran video pada Senin, 30 Desember 2024.

Baca juga: Utusan PBB Retno Marsudi Ucapkan Belasungkawa Atas Kecelakaan Pesawat Korea Selatan

Ia juga menyoroti 10 tahun terakhir, termasuk 2024, sebagai periode dengan suhu tertinggi dalam catatan sejarah. Oleh karena itu, Guterres mendesak semua pihak untuk mengambil tindakan konkret pada 2025 untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat transisi ke energi terbarukan.

"Kerusakan iklim berlangsung secara nyata. Kita harus segera keluar dari jalan menuju kehancuran ini -- dan kita tak boleh membuang waktu," kata Guterres.

"Di tahun 2025, negara-negara harus membawa dunia ke jalur yang lebih aman dengan secara drastis memangkas emisi serta mendukung transisi menuju masa depan yang lebih terbarukan," tambahnya.

Meskipun ada "masa-masa tergelap", Guterres mengungkapkan bahwa harapan masih dapat mendorong perubahan, berkat peran aktivis, pekerja kemanusiaan, negara-negara berkembang yang memperjuangkan keadilan, serta para ilmuwan yang terus berinovasi.

Guterres juga menyoroti Pakta Masa Depan yang disahkan pada 2024, menyebutnya sebagai "dorongan baru untuk menciptakan perdamaian melalui pelucutan dan pencegahan" senjata nuklir.

Menurutnya, selain melalui pelucutan nuklir, pakta tersebut bertujuan menciptakan perdamaian melalui reformasi sistem keuangan global dan memastikan teknologi berfokus pada kemanusiaan dan hak asasi manusia.

"Memang tak ada jaminan atas apa yang akan terjadi pada 2025, namun saya berjanji akan terus bersama mereka yang berjuang menciptakan masa depan yang lebih damai, setara, stabil, dan sehat untuk semua orang," tegas Guterres.

"Bersama, kita bisa membuat 2025 sebagai awal baru, bukan sebagai dunia yang terpecah, tapi sebagai bangsa-bangsa yang bersatu," tutupnya.

(Sumber: Antara)

x|close