Ntvnews.id, Jakarta - Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) mencantumkan nama Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), sebagai salah satu finalis dalam daftar pemimpin paling korup di dunia.
Dalam laporannya pada Selasa, 31 Desember 2024, OCCRP menyebutkan Jokowi bersama sejumlah tokoh dunia lainnya, termasuk Presiden Kenya William Ruto dan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Profil OCCRP
OCCRP adalah organisasi jurnalisme investigasi yang berbasis di Amsterdam, Belanda.
Baca Juga: Masuk Daftar Pemimpin Terkorup Versi OCCRP, Jokowi: Sekarang Banyak Framing Jahat Tanpa Bukti
Menurut informasi dari situs resminya, OCCRP memiliki visi untuk memastikan demokrasi tidak terancam oleh kejahatan dan korupsi. Organisasi ini didirikan oleh Drew Sullivan dan Paul Radu serta terdiri dari 24 pusat investigasi nirlaba yang tersebar di Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika Latin.
OCCRP pernah terlibat dalam liputan besar seperti spyware Pegasus dan Panama Papers. Organisasi ini mendapatkan pendanaan dari berbagai lembaga, termasuk European Instrument for Democracy and Human Rights, Ford Foundation, Fritt Ord Foundation, dan German Marshall Fund.
Baca Juga: Ini Potret Lukisan Yos Suprapto yang Disebut Publik Kritik Jokowi
Pendanaan tambahan datang dari Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis, Kementerian Luar Negeri Denmark, Puech Foundation, National Endowment for Democracy, serta Oak Foundation. Selain itu, mereka juga menerima dukungan dari Open Society Foundations, Rockefeller Brothers Fund, Skoll Foundation, US Agency for International Development, dan Kementerian Luar Negeri AS.
Tanggapan Jokowi
Menanggapi laporan OCCRP, Jokowi merespons santai.
"Hehehe, korup apa, yang dikorupsi apa, ya dibuktikan, apa?" ucapnya saat berbicara kepada awak media di rumahnya di Kelurahan Sumber, Banjarsari, Surakarta, Selasa, 31 Desember 2024.
Jokowi juga menyoroti maraknya tuduhan dan framing jahat tanpa bukti.
"Banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti, ya itu yang terjadi sekarang kan," tambahnya.