Selaku Ketua DPRD, Sumanto Berharap Jawa Tengah Masih Menjadi Lumbung Pangan Nasional

NTVNews - 30 Mei 2024, 10:17
Dedi
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Sumanto Ketua DPRD Jawa Tengah Sumanto Ketua DPRD Jawa Tengah (Tangkapan Layar: YouTube NTV)

Ntvnews.id, Jakarta - Sampai saat ini, Provinsi Jawa Tengah masih menjadi pusat pertanian atau lumbung pangan. Sebab, Jateng memiliki lahan yang sangat subur dan sistem irigasi yang baik. Hal ini diungkap secara langsung oleh Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto pada Rabu, 29 Mei 2024. 

Saat menjadi narasumber program dialog NTV Prime di Nusantara TV yang bertajuk Jawa Tengah Penyanggah Produksi Beras Nasional, Sumanto mengatakan bahwa dia memiliki perspektif yang luas dan berkaitan dengan pertanian beras di Jawa Tengah. 

"Di Jawa ini lumbung pangan khususnya di Jawa Tengah karena tanahnya cocok. Sejak jaman dulu pemerintah penjajahan Belanda sudah memfokuskan lahan di Jawa untuk kopi, tebu dan pertanian. Sudah ada," kata Sumanto.

Sumanto Ketua DPRD Jawa Tengah <b>(Tangkapan Layar: YouTube NTV)</b> Sumanto Ketua DPRD Jawa Tengah (Tangkapan Layar: YouTube NTV)

"Sekarang kita pengimpor gula terbesar di dunia. Padahal kita pernah juara nomor dua di tahun 1928, juara penghasil gula terbesar nomor dua di dunia. Nah, sekarang kita menjadi pengimpor terbesar di dunia," ungkapnya.

Padahal, Indonesia sempat mendapatkan kejayaan di komoditas tebu ketika masa penjajahan Belanda. Menurut dia, untuk bisa kembali meraih pencapaian di masa keemasan dulu, Jawa Tengah harus lebih fokus pada pelestarian lahan pertanian. 

"Desainnya harus ketat. Karena apa? Karena tanahnya sudah subur. Kemudian irigasinya sudah cukup lama ini kita bangun. Ini harus betul betul diketati supaya lahan lestari untuk pertanian itu harus betul betul dipertahankan," ujarnya.

Bukan hanya itu saja, Sumato juga mengatakan bahwa pemerintah harus menjaga lahan untuk pertanian di Jawa Tengah. Sebab, luas lahan pertanian saat ini semakin berkurang karena tergerus pembangunan jalan dan perumahan. 

Ilustrasi Sawah Penghasil Beras <b>(Pixabay)</b> Ilustrasi Sawah Penghasil Beras (Pixabay)

"Karena kan di Jawa ini untuk pembangunan jalan. Jalan tol, perumahan setiap tahun itu hampir 2 persen lahan-lahan kita itu berkurang," ucap politisi kelahiran 10 Juni 1968 di Karanganyar ini.

"Jawa Tengah khususnya menjadi penyangga pangan terbesar kedua nasional. Maka perlu ada penanganan khusus. Kalau engga nanti kita akan kesulitan memenuhi kebutuhan beras nasional," tambahnya. 

Hal ini tentu saja akan lebih parah karena sudah banyak negara penghasil beras tidak mau mengekspor produksinya ke Indonesia. Karena itu, impor beras ke dalam negeri semakin sulit dan harga beras itu sendiri akan semakin mahal.

"Sekarang impor beras aja sudah susah loh. Karena negara-negara lain itu sudah keep (menjaga) terhadap kebutuhan dalam negeri mereka. Sehingga kalau kita tidak serius dalam hal ini pemerintah. Tahun-tahun ke depan kita akan kesusahan masalah pangan," pungkasnya.

x|close