Negara Afrika Ini Larang Ada Militer Asing di Tahun 2025

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Jan 2025, 06:37
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
400 Ribu Orang Mengungsi ke Suriah Akibat Agresi Militer Israel di Lebanon 400 Ribu Orang Mengungsi ke Suriah Akibat Agresi Militer Israel di Lebanon (ANTARA)

Ntvnews.id, Dakar - Presiden Senegal, Bassirou Dioumaye Faye, untuk pertama kalinya mengungkapkan jadwal penutupan pangkalan militer asing di negara tersebut.

Dilansir dari VOA, Kamis, 2 Januari 2025, Faye menyatakan bahwa mulai tahun 2025, semua kehadiran militer asing di Senegal akan berakhir. Pernyataan ini disampaikan dalam pidatonya pada hari Selasa untuk merayakan tahun baru.

Pernyataan Faye ini muncul sebulan setelah ia mengumumkan bahwa Prancis, yang merupakan mantan penjajah Senegal, harus menutup pangkalan militernya di negara itu.

Baca Juga: Afghanistan Klaim Militer Pakistan Serang Wilayahnya

"Saya telah memerintahkan Menteri Pertahanan untuk mengusulkan doktrin baru dalam kerja sama pertahanan dan keamanan, yang antara lain mencakup berakhirnya semua kehadiran militer asing di Senegal mulai tahun 2025," kata Faye, yang terpilih pada Maret lalu.

Ini adalah pertama kalinya Faye menetapkan waktu untuk menutup pangkalan militer asing.

"Semua teman Senegal akan diperlakukan sebagai mitra strategis, dalam kerangka kerja sama yang terbuka, beragam, dan tanpa batasan," tambahnya.

Presiden yang mulai menjabat pada April ini terpilih dengan janji untuk memperkuat kedaulatan negara dan mengakhiri ketergantungan pada negara asing.

Pada 28 November, ia mengatakan kepada AFP bahwa keberadaan pangkalan militer Prancis di Senegal bertentangan dengan prinsip kedaulatan negara.

Baca Juga: Militer Korea Selatan Jadi Sorotan, Kenapa?

"Senegal adalah negara merdeka dan berdaulat, dan kedaulatan tidak mengizinkan adanya pangkalan militer di negara yang berdaulat," ujar Faye, sekitar 64 tahun setelah Senegal meraih kemerdekaannya dari Prancis.

Namun, ia menegaskan bahwa langkah ini bukan berarti Senegal akan memutuskan hubungan dengan Prancis, seperti yang terjadi di beberapa negara Afrika Barat dalam beberapa tahun terakhir.

"Prancis tetap menjadi mitra penting bagi Senegal dalam bidang investasi, serta dalam keberadaan perusahaan-perusahaan Prancis dan warga negara Prancis yang tinggal di Senegal," kata Faye.

x|close