Ntvnews.id, Gaza - Sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel yang terus berlangsung di Jalur Gaza telah menyebabkan dampak yang sangat memprihatinkan.
Menurut laporan terbaru dari otoritas setempat, hampir 1.100 bayi Palestina kehilangan nyawa mereka akibat konflik ini. Data ini mencakup 1.091 bayi, termasuk 238 di antaranya adalah bayi yang baru lahir.
Melandir dari Antara, tak hanya bayi, mayoritas korban dari serangan Israel di Gaza adalah wanita dan anak-anak.
Hingga kini, lebih dari 45.550 orang tewas, sementara lebih dari 108.300 lainnya mengalami luka-luka, menurut laporan otoritas kesehatan setempat.
Situasi ini diperparah oleh blokade total yang diberlakukan oleh Israel, yang menyebabkan krisis kemanusiaan, termasuk ancaman kelaparan yang meluas di wilayah tersebut.
Kondisi di Gaza akibat serangan Israel. (Antara)
Blokade Israel juga memperburuk kondisi kehidupan masyarakat Gaza, terutama saat menghadapi cuaca dingin. Pada Senin, 30 Desember 2024, otoritas setempat melaporkan bahwa setidaknya tujuh orang, termasuk enam bayi, meninggal dunia akibat paparan cuaca dingin.
Kejadian ini menyoroti betapa rentannya penduduk Gaza terhadap ancaman lingkungan di tengah blokade yang membatasi akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan bahan bakar.
Rezim Zionis Israel menghadapi tekanan internasional yang terus meningkat. Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel kini juga menghadapi gugatan di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait dugaan genosida di wilayah tersebut.