Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah gambar dengan tulisan "All Eyes on Rafah" telah menjadi viral di media sosial, khususnya Instagram, dengan lebih dari 45 juta unggahan.
Gerakan ini diinisiasi oleh pengguna Instagram untuk menyuarakan kekecewaan dan kesedihan terhadap keganasan militer Israel di Rafah, Gaza Selatan.
Gambar yang viral tersebut menunjukkan wilayah yang menjadi sasaran serangan Israel brutal yang menewaskan 45 warga sipil pada Minggu 26 Mei lalu. Melalui unggahan Instagram Story mereka, para pengguna media sosial ini menyertakan gambar tersebut dengan harapan dapat menarik perhatian dunia terhadap krisis kemanusiaan yang tak kunjung henti di Palestina.
Gerakan "All Eyes on Rafah" tidak hanya berhenti di Instagram. Tagar #RafahOnFire dan #AllEyesOnRafah juga ramai digunakan di Twitter, memperluas jangkauan seruan solidaritas ini.
Lihat postingan ini di Instagram
Pengguna media sosial di berbagai platform menyerukan diakhirinya pendudukan Israel di Palestina dan meminta pertanggungjawaban atas tindakan brutal mereka.
Sebelumnya diketahui, gerakan "All Eyes on Rafah" mulai muncul setelah serangan besar yang dilancarkan oleh Israel ke kota Rafah pada Februari 2024.
Hal ini diketahui melalui laman Health Policy Watch, pada Kamis, (30/5/2024).
Pada saat itu, Dokter Rick Peeperkorn, Direktur Kantor Wilayah Pendudukan Palestina (OPT) WHO menyampaikan sebuah pernyataan yang kemudian menjadi terkenal, yakni "All Eyes on Rafah."
Baca Juga:
Anak Eks Bupati Cirebon Siap Open Donasi untuk Bantu Keluarga Vina
Hingga kini gerakan "All Eyes on Rafah" masih jadi perbincangan di media social, sebagian dari para komunitas menyuarakan keadilan bagi Palestina, untuk mengakhiri peristiwa ini.
Di tengah situasi politik yang kompleks dan minimnya perhatian internasional terhadap krisis di Palestina, gerakan "All Eyes on Rafah" menjadi pengingat bahwa dunia tidak boleh menutup mata terhadap penderitaan rakyat di Palestina.