Ntvnews.id, Prancis - Malam pergantian tahun di Prancis kembali diwarnai oleh insiden mengejutkan. Hampir 1.000 mobil dilaporkan dibakar di berbagai wilayah, dan ratusan orang ditahan dalam perayaan Tahun Baru.
Lporan ini diungkap oleh saluran televisi BFMTV yang mengutip data dari Kementerian Dalam Negeri Prancis.
Menurut laporan tersebut, sebanyak 984 kendaraan dilaporkan hangus terbakar, sementara 420 orang diamankan oleh pihak berwenang.
Baca Juga: Giliran Prancis Kirim Surat ke Indonesia Minta Pemindahan Serge Atlaoui Terpidana Mati
Dari jumlah tersebut, 310 orang resmi ditahan. Peristiwa ini mencerminkan pola kerusuhan yang kerap terjadi selama perayaan besar di negara itu.
Selain pembakaran kendaraan, insiden lain yang melibatkan kembang api juga menjadi sorotan. Di Lyon, seorang anak perempuan berusia dua tahun mengalami cedera serius pada wajah dan matanya setelah kembang api mengenai kereta dorongnya.
Hampir 1.000 mobil dilaporkan dibakar di Prancis, dan sekitar 400 orang ditahan pada malam perayaan Tahun Baru, menurut laporan saluran BFMTV. Pada malam 1 Januari 2025, total 984 kendaraan dilaporkan dibakar, seperti yang disampaikan media penyiaran ((Antara))
Dalam kejadian terpisah, seorang korban berada dalam kondisi kritis akibat insiden serupa.
Untuk mengantisipasi kerusuhan, otoritas Prancis mengerahkan sekitar 100.000 personel keamanan di seluruh negeri, meningkat dari 90.000 personel pada tahun sebelumnya.
Di Paris saja, 10.000 petugas berjaga di berbagai titik strategis selama liburan akhir tahun. Langkah ini diambil untuk mencegah bentrokan, aksi vandalisme, dan insiden berbahaya lainnya.
Baca Juga: Geger Mantan Presiden Prancis Kena Hukuman yang Tak Biasa
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, beberapa wilayah memberlakukan jam malam pukul 22.00 bagi anak-anak di bawah umur pada malam pergantian tahun. Penjualan petasan dan bahan bakar dalam wadah portabel juga dilarang di sejumlah distrik.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Bruno Retailleau, menginstruksikan prefek dan petugas keamanan untuk meningkatkan kewaspadaan selama periode perayaan. Hal ini disebabkan oleh tingginya ancaman terorisme yang masih membayangi serta meningkatnya ketegangan geopolitik internasional. (Sumber: Antara)