Dimakzulkan, Yoon Suk Yeol Berjanji Bakal Berjuang Hingga Akhir

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Jan 2025, 12:00
thumbnail-author
Elma Gianinta Ginting
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, pada Rabu (1/1/2025) menyatakan bahwa dirinya akan Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, pada Rabu (1/1/2025) menyatakan bahwa dirinya akan (ANTARA/Anadolu)

Ntvnews.id, Istanbul - Pada Rabu, 1 Januari 2025, mantan Presiden Korea Selatan yang baru-baru ini dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, menyatakan bahwa ia akan "terus berjuang sampai akhir demi menjaga negara" dalam sebuah pesan yang ia kirimkan kepada para pendukungnya yang berkumpul di luar kediamannya di Seoul.

"Korea Selatan saat ini menghadapi ancaman terhadap kedaulatan negara dari berbagai kekuatan internal dan eksternal, serta aktivitas kelompok yang bertentangan dengan negara," ujar Yoon yang dikutip dari kantor berita Yonhap di Seoul.

"Di samping kalian semua, saya akan berjuang sampai titik terakhir untuk mempertahankan negara ini," ujar Yoon dengan tegas.

Pesan tersebut disampaikan melalui media perantara dalam bentuk tulisan tangan di atas selembar kertas A4 yang langsung ditandatangani oleh Yoon.

Baca juga: Kepolisian Korsel Selidiki Riwayat Ponsel Yoon Suk Yeol Terkait Darurat Militer

Dalam pesannya, Yoon mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya dan menyatakan bahwa ia telah mengikuti "upaya" mereka melalui siaran langsung di YouTube.

“Demokrasi yang bebas, di mana setiap warga negara adalah pemiliknya, bukan negara atau partai, pasti akan keluar sebagai pemenang,” tambah Yoon dalam pesan tersebut.

Pada 31 Desember 2024, Pengadilan Distrik Barat Seoul mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Yoon, yang telah dimakzulkan pada 14 Desember karena percobaannya untuk memberlakukan darurat militer. Surat perintah tersebut berlaku hingga hari Senin.

Yoon menolak untuk menghadiri pemeriksaan setelah menerima empat panggilan dari penyidik terkait tuduhan pemberontakan dan pengkhianatan.

Baca juga: Yoon Suk Yeol Abaikan Panggilan Jaksa dalam Kasus Darurat Militer Korea Selatan

Surat perintah penangkapan dikeluarkan atas permintaan Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) yang menganggap Yoon merencanakan deklarasi darurat militer pada 3 Desember, mengatur pemberontakan, dan menyalahgunakan kekuasaan, menurut laporan kantor berita tersebut.

Yoon menjadi presiden pertama dalam sejarah Korea Selatan yang menghadapi tuduhan pemberontakan dan pengkhianatan, serta pembatasan perjalanan, setelah tindakannya yang mengejutkan negara pada malam 3 Desember.

(Sumber: Antara)

x|close