45 Tewas Akibat Serangan Israel ke Rafah, Amerika Sebut Tak Melanggar

NTVNews - 30 Mei 2024, 11:34
Deddy Setiawan
Penulis
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan). ANT Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan). ANT (Antara/Antadolu/aa)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, tidak memiliki rencana untuk mengubah pendekatannya terhadap Israel setelah terjadinya serangan yang mengakibatkan banyak korban di kamp pengungsi Rafah, Palestina, akhir pekan lalu. 

Dilansir dari Al Jazeera, Kamis, 30 Mei 2024, pihak berwenang di Gaza melaporkan bahwa 45 orang tewas ketika serangan udara melanda sebuah kamp pengungsi. 

Meskipun demikian, juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, menyatakan bahwa Washington tidak percaya bahwa tindakan Israel di Rafah merupakan sebuah operasi skala penuh yang akan melanggar "garis merah" yang ditetapkan oleh Biden.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden <b>(Tangkapan Layar: Instagram)</b> Presiden Amerika Serikat Joe Biden (Tangkapan Layar: Instagram)

"Sebagai akibat dari pemogokan pada hari Minggu ini, saya tidak punya perubahan kebijakan untuk dibicarakan," kata Kirby dalam pengarahan di Gedung Putih.

Baca Juga:

Viral di Medsos, 'All Eyes on Rafah' Sudah Diunggah 45 Juta Orang

Serangan Udara Israel Hancurkan 2 Rumah Sakit di Rafah Palestina

Namun Kirby menekankan bahwa "hal ini tidak bisa diabaikan" saat ditanya berapa banyak korban yang diperlukan untuk membuat Biden mengubah pendekatan terhadap isu ini.

Halaman
x|close