Ntvnews.id, Jakarta - AKBP Malvino Edward Yusticia akhirnya dipecat dari Polri. Sebelumnya, Malvino dicopot dari jabatan Kasubdit III Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya.
Pemecatan Malvino, gara-gara ia terbukti melakukan pemerasan terhadap 45 warga negara Malaysia di acara Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 di JIEXpo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Total, korbannya mengaku diperas sebesar Rp 2,5 miliar.
Pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) Malvino, diputuskan dalam sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) yang digelar di Gedung TNCC, Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 2 Januari 2025.
"Sanksi administrasi kedua pemberhentian tidak dengan hormat atau PTDH sebagai anggota Polri," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko.
AKBP Malvino sebelumnya telah menjalani sanksi penempatan khusus (patsus) selama 6 hari sejak 27 November 2024 hingga 2 Januari 2025.
"Sanksi etika yaitu perilaku pelanggar sebagai perbuatan tercela," kata dia. Meski begitu, Malvino langsung banding atas putusan itu.
Nasib atau akhir karier dari AKBP Malvino Edward Yusticia Sitohang ini sesungguhnya berlangsung tragis. Sebab, Malvino merupakan polisi dengan segudang prestasi.
Ia pernah menjadi polisi Indonesia yang lulus dari akademi Federal Bureau of Investigation (FBI), bersama 253 polisi lainnya. Capaian itu Malvino raih saat menjabat sebagai Kepala Unit Kejahatan Terorganisir Subdit Kejahatan Antar Wilayah, Bareskrim Polri.
Putra hakim di Pengadilan Tinggi Palangkaraya ini, juga menjadi salah satu perwakilan Polri untuk menghadiri kegiatan Federal Bureau of Investigation National Academy Associates (FBINAA) 24th Asia Pacific Chapter Conference di Vietnam.
AKBP Malvino Edward (Dok Polri)
Perwakilan Polri yang mengikuti kegiatan pada 23 Juni hingga 26 Juni 2024 lalu itu, dipimpin oleh Brigjen Mardiaz Kusin Dwiharnanto, yang juga merupakan alumni FBI Academy.
Malvino juga tercatat mengikuti kursus Program Investigasi Keuangan at JCLEC pada 2007 dan Program Investigasi Anti-Korupsi pada 2008. Ia pernah mengikuti Program Investigasi Siber pada 2008; Crime Scene Investigation Program di ILEA Bangkok pada 2010 dan Academic English Study di IALF, Surabaya pada 2014.
Malvino beberapa kali mengikuti pelatihan di luar negeri seperti field study on detective Training di Western Australia Police Academy dan Crime Scene Investigation Program di International Law Enforcement Academy, Thailand Bangkok dan masih banyak lagi.
AKBP Malvino sendiri menyelesaikan pendidikan Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 2006. Angkatannya bernama Detasemen 38. Sementara Sarjana Ilmu Kepolisian di STIK-PTIK diperoleh Malvino pada 2013.
Ia kemudian meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Negeri Jenderal Soedirman pada 2010 dan kemudian menempuh pendidikan magister hukum dan magister manajemen pada 2012. Lalu, Malvino mengiktui pendidikan Master of Strategic Studies di Victoria University Of Wellington, New Zealand dan lulus pada 2016.
AKBP Malvino Edward Yusticia (Instagram)
Pria kelahiran Medan, 9 Agustus 1985 itu, juga mengikuti Pendidikan Sespimmen Polri ke-61 di Lembang, Bandung, Jawa Barat.
Malvino Edward juga berprestasi dalam pengungkapan kasus-kasus narkoba dengan menyita banyak barang bukti narkoba dalam jumlah besar.
Ia mendapat kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) dari AKP ke kompol, usai mengungkap kasus narkoba jenis sabu sebanyak 1 ton jaringan Cina-Taiwan pada 2017.
Dia juga mengungkap kasus narkoba jenis sabu seberat 800 kilogram di Banten yang merupakan jaringan internasional.
Malvino pun membongkar penyelundupan sabu sebanyak 1,2 ton di Aceh pada April 2021. Ia juga sukses mengungkap kasus kejahatan penipuan sindikat China-Taiwan dengan korban alami kerugian ratusan miliar rupiah.