Pilot Korsel Ungkap Tak Pernah Diberi Tahu soal Adanya Gundukan Beton di Bandara Muan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Jan 2025, 13:29
thumbnail-author
Elma Gianinta Ginting
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Para penyelidik dari tim gabungan bekerja untuk mengangkat sebuah mesin yang terkubur di gundukan localizer di lokasi kecelakaan Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Kabupaten Muan, Provinsi Jeolla Selatan, pada hari Kamis, 2 Januari 2025. Para penyelidik dari tim gabungan bekerja untuk mengangkat sebuah mesin yang terkubur di gundukan localizer di lokasi kecelakaan Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Kabupaten Muan, Provinsi Jeolla Selatan, pada hari Kamis, 2 Januari 2025. (Yonhap)

Ntvnews.id, Seoul - Seorang pilot yang memiliki pengalaman tujuh tahun di Bandara Internasional Muan menyatakan bahwa dia tidak pernah diberitahu mengenai keberadaan gundukan beton yang berfungsi sebagai tempat untuk localizer (sistem pendaratan instrumen) di landasan pacu, dan dia pun tidak bisa membedakannya dengan tumpukan tanah biasa.

Struktur beton tersebut diduga memperburuk tingkat keparahan kecelakaan, karena tabrakan pesawat dengan gundukan beton yang keras saat mendarat dengan posisi perut diperkirakan menjadi penyebab ledakan dahsyat yang terjadi.

"Saya sering melihat gundukan itu dari udara saat lepas landas atau mendarat dan saya kira itu hanya tumpukan tanah. Tidak pernah terlintas di pikiran saya bahwa itu terbuat dari beton," ujar Pilot yang juga seorang instruktur penerbangan, dikutip dari Yonhap News pada Kamis, 2 Januari 2024.

Baca juga: Buntut Kecelakaan Pesawat, Jeju Air Pangkas Jadwal Penerbangan

"Di peta bandara atau panduan lainnya tidak ada keterangan yang menyebutkan bahwa gundukan itu adalah struktur beton setinggi 2 meter dan tebal 4 meter. Bahkan pilot lain pun tidak mengetahui keadaan sebenarnya," tambahnya.

Dia juga membahas isu mengenai tabrakan burung yang disebut-sebut sebagai kemungkinan penyebab kecelakaan tersebut.

Dia menjelaskan bahwa para pilot biasanya memantau aktivitas burung melalui Layanan Informasi Terminal Bandara.

"Menurut pengalaman saya, tabrakan burung terjadi kira-kira setahun sekali dan biasanya hanya mengenai sayap. Kami selalu memeriksa kondisi cuaca lewat transmisi frekuensi, dan belakangan ini, bandara Muan telah mengeluarkan pemberitahuan aktivitas burung setiap hari, sementara pengendali lalu lintas udara memberitahukan kami jika ada burung di landasan pacu," ujarnya.

Baca juga: Seoul Berhasil Amankan CVR Pesawat Jeju Air, Rekaman Suara Siap Dianalisis

Pejabat dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS serta tim investigasi gabungan Korea Selatan-AS sedang melakukan pemeriksaan terhadap puing-puing pesawat dan gundukan localizer di tempat kecelakaan Jeju Air di Bandara Internasional Muan yang terjadi di Kabupaten Muan, Provinsi Jeolla Selatan, pada hari Selasa. Yonhap

Kecelakaan Jeju Air terjadi pada hari Minggu pukul 8:57 pagi. Menara kontrol telah mengeluarkan peringatan terkait tabrakan burung sebelum pesawat mencoba mendarat dengan posisi perut. Dalam proses pendaratan, pesawat menabrak gundukan beton localizer, yang mengakibatkan ledakan. Kecelakaan ini menewaskan 179 penumpang dan menyebabkan dua anggota kru terluka.

x|close