Ntvnews.id, Jakarta - Penyidik di Korea Selatan memutuskan untuk membatalkan upaya penangkapan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol. Informasi ini disampaikan oleh Kantor Investigasi Korupsi (CIO).
"Mengenai pelaksanaan surat perintah penangkapan hari ini, diputuskan bahwa eksekusi secara efektif tidak mungkin untuk dilakukan karena kebuntuan yang sedang berlangsung," ujar CIO, dikutip dari Yonhap, Jumat, 3 Januari2025.
Keputusan tersebut juga mempertimbangkan keselamatan personel di lokasi. "Kekhawatiran terhadap keselamatan personel di lokasi menyebabkan keputusan untuk menghentikan eksekusi," tambah mereka.
Penyidik dan Jaksa Hadapi Hambatan
Sebelumnya, penyidik dilaporkan berhasil masuk ke kediaman Presiden Yoon Suk Yeol meskipun harus melewati pengamanan ketat. Namun, mereka kemudian menghadapi penghadangan oleh unit militer di dalam kompleks.
"Mereka dihadang oleh unit militer di dalam setelah masuk," ungkap kantor berita Yonhap.
Baca Juga: Giliran Kapal Alami Kecelakaan Maut di Korea Selatan
Situasi di sekitar kediaman Presiden Yoon tampak sangat ramai, dengan belasan bus polisi dan ratusan petugas berseragam berjaga di luar kompleks yang terletak di pusat kota Seoul. Sebanyak 2.700 polisi dan 135 bus polisi dikerahkan untuk mencegah potensi bentrokan. Langkah ini diambil menyusul ketegangan antara para pendukung Yoon dan demonstran anti-Yoon pada hari sebelumnya.
Dilaporkan bahwa Presiden Yoon telah mengurung diri di dalam kediamannya sejak pengadilan menyetujui surat perintah penangkapannya awal pekan ini. Yoon juga bertekad untuk "melawan" otoritas yang berusaha menginterogasinya terkait dugaan upaya darurat militer yang gagal.