Ntvnews.id, Beirut - Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) mengecam tindakan Israel yang menghancurkan menara pengawas milik Angkatan Bersenjata Lebanon serta menghancurkan tanda-tanda yang menunjukkan garis penarikan pasukan antara kedua negara yang sedang berkonflik.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, 4 Januari 2025, UNIFIL mengungkapkan bahwa mereka menyaksikan buldoser-buldoser milik Israel merobohkan tiang-tiang biru yang berfungsi sebagai penanda "garis penarikan" di kawasan Labbouneh, yang memisahkan Israel dan Lebanon.
Selain itu, Israel juga merusak menara pengawas yang dimiliki oleh Angkatan Bersenjata Lebanon yang terletak dekat dengan posisi pasukan UNIFIL.
Baca juga: Lagi, Israel Langgar Gencatan Senjata dengan Lakukan Tiga Serangan di Lebanon Selatan
Perilaku Israel tersebut menuai kecaman dari UNIFIL, yang menilai bahwa Israel dengan sengaja melanggar resolusi 1701 dan hukum internasional dengan merusak properti yang bisa dikenali milik UNIFIL dan infrastruktur milik Angkatan Bersenjata Lebanon.
"Kami meminta semua pihak untuk menahan diri dari tindakan yang dapat merusak properti dan infrastruktur sipil, yang dapat mengancam upaya perdamaian dan penghentian pertempuran," ungkap UNIFIL pada 5 Januari 2025.
Hingga Sabtu malam, Israel telah melakukan 383 pelanggaran gencatan senjata yang menyebabkan 32 orang tewas dan 39 lainnya terluka, menurut laporan resmi Lebanon yang dirangkum oleh Anadolu.
Sesuai dengan kesepakatan yang ada, Israel diharuskan menarik pasukannya secara bertahap dari selatan Garis Biru, yang menjadi batas de facto, sementara tentara Lebanon diwajibkan untuk dikerahkan ke kawasan selatan dalam waktu 60 hari.
(Sumber: Antara)