Wapres Ma'ruf Amin: Kalo Bisa Milih, Saya Pingin Jadi Anak Presiden

NTVNews - 30 Mei 2024, 16:12
Dedi
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin (Tangkapan Layar: YouTube)

Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin menghadiri pembukaan Ijtima' Ulama Komisi Fatwa MUI Se-Indonesia VIII di Ponpes Bahrul Ulum Sungailiat, Kepulauan Bangka Belitung, pada Rabu, 29 Mei 2024 kemarin. Dalam kesempatan itu, Wapres berbicara soal manusia beriman. 

Selain itu, Ma’ruf Amin juga meminta kepada para ulama, khususnya ulama fatwa untuk terus istiqomah menebarkan kebaikan untuk menjaga umat, bangsa, dan negara. Ia mengatakan berada di jalan lurus dan moderat dalam berdakwah sangat sulit karena banyak tantangan. 

"Yang penting itu buat kita, istiqomah, konsisten menyampaikan. Ini ternyata, konsisten itu bukan barang gampang. Sulit jalan di tengah, di garis mustaqim, itu tidak mudah. Kalau tidak (belok) ke kiri, ke kanan," kata Ma'ruf dilansir dari kanal YouTube Sekretariat Presiden. 

Lebih lanjut, Wapres menyatakan bahwa dalam menebar kebaikan atau berdakwah, para ulama tidak boleh dengan jalan memaksa, sebab ketaatan harus atas dasar pilihan sendiri. "Kalau Allah mau imankan semua, bisa, tapi Allah tidak mau memaksa," kata Ma'ruf.

Namun, menurut Wapres, kelahiran adalah sesuatu yang pasti dan sudah ditentukan oleh Allah. Ini karena manusia tidak dapat memilih lahir sebagai apa dan orang tua siapa. Ma’ruf memberikan contoh jika bisa memilih, tentu dia akan memilih menjadi anak presiden

"Kita lahir di mana kita engggak bisa milih. Orang tidak bisa milih siapa bapaknya, siapa ibunya, apa bisa milih? Kalau bisa milih, bisa saja saya pingin jadi anak presiden," kata Ma'ruf berkelakar. 

"Tetapi di dalam memilih jalan hidup, Allah tidak maksa, supaya milih. Milih iman itu dengan ikhtiar kita supaya jalan kepada Tuhannya dengan ketaatan yang pilihannya sendiri," sambungnya.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin Wakil Presiden Ma'ruf Amin

Selain itu, Ma’ruf Amin juga berpesan bahwa ketika menyampaikan pandangan mengenai masalah kebangsaan, keumatan, dan kemanusiaan, setiap ulama harus penuh dengan kesabaran dan tidak mudah putus asa. 

"Jangan kita berputus asa karena belum ada yang dilaksanakan, belum diterima (oleh masyarakat). Dan jangan nyesek, jangan kita kemudian, kadang-kadang merasa hatinya itu susah. Meskipun sebagai manusia, tentu kita akan merasakan itu," tuturnya.

Menurut dia, jalan hidup manusia tidak bisa dipaksakan untuk memilih, baik jalan menuju keimanan maupun tidak. Jika seseorang taat kepada Tuhannya tentu akan memilih untuk beriman. Sehingga Komisi Fatwa membuat supaya bisa memberikan jalan menuju surga. 

"Supaya langsung maka komisi fatwa memberi fatwa ini jalan langsung jalan langsung masuk surga yang milih gak langsung boleh saja dibakar dulu dipanggang dulu di neraka. Pilih saja," katanya.

x|close