Ntvnews.id, Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, kembali memicu kontroversi pada Senin dengan mengusulkan agar Kanada menjadi salah satu negara bagian AS. Pernyataan tersebut disampaikan setelah Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengumumkan pengunduran dirinya.
Trump mengklaim bahwa penggabungan kedua negara akan membawa keuntungan, seperti menghilangkan hambatan perdagangan dan mengurangi pajak bagi warga Kanada.
Baca Juga : Donald Trump Resmi Pemenang Pilpres AS 2024
"Jika Kanada bergabung dengan AS, tidak akan ada Tarif, pajak akan turun drastis, dan mereka akan BENAR-BENAR AMAN dari ancaman kapal-kapal Rusia dan China yang terus-menerus mengepung mereka," kata Trump, Selasa 7 Januari 2025.
"Banyak warga SENANG Kanada menjadi Negara Bagian ke-51," tambahnya.
Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak perlu lagi menanggung defisit perdagangan dan subsidi besar yang diperlukan untuk menopang Kanada. Menurutnya, Justin Trudeau menyadari hal ini sehingga memilih untuk mundur.
Presiden terpilih AS itu juga memaparkan visinya tentang potensi penggabungan Kanada dengan AS, seraya berkata, Betapa hebatnya negara ini akan menjadi, Sejak memenangkan Pilpres AS pada November, Trump kerap menyebut Kanada sebagai "negara bagian ke-51."
Baca Juga: FBI Klaim Bukan Tindakan Terorisme Soal Tentara AS yang Ledakan Diri Hotel Milik Trump
Selain itu, Trump sebelumnya mengancam akan memberlakukan tarif impor sebesar 25 persen terhadap Kanada, kecuali negara tersebut mengambil langkah signifikan untuk mengurangi penyelundupan narkoba dan imigran ilegal yang masuk ke AS.
Justin Trudeau mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin di tengah meningkatnya ketidakpuasan terhadap partainya dan rendahnya tingkat persetujuan publik. Hal ini memicu kekhawatiran mengenai kemampuannya untuk memenangkan pemilu mendatang, terutama melawan oposisi Konservatif yang sedang menguat.
(Sumber Antara)