Pemerintah China Janji Transparansi Terkait soal Data Penyakit Infeksi Saluran

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Jan 2025, 11:18
thumbnail-author
Elma Gianinta Ginting
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (7/1/2025). Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (7/1/2025). (ANTARA (Desca Lidya Natalia))

Ntvnews.id, Beijing - Pemerintah China berkomitmen untuk memberikan informasi yang jelas dan terbuka mengenai peningkatan penyakit infeksi saluran pernapasan di negara tersebut.

"Pemerintah China telah dan akan terus memberikan laporan tentang penyakit menular secara transparan dan rutin, sesuai dengan peraturan yang berlaku," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Guo Jiakun, dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Beijing pada Selasa, 7 Januari 2025.

Namun, terkait dengan informasi lebih lanjut mengenai jenis penyakit saluran pernapasan yang tengah berkembang dan lokasinya, Guo Jiakun menyarankan untuk menghubungi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit sebagai otoritas terkait.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CCDC) memastikan bahwa mereka terus memantau kasus human metapneumovirus (HMPV), namun hingga kini belum ditemukan bukti adanya wabah tidak biasa atau kemunculan virus atau penyakit pernapasan baru di China.

Baca juga: Pakai Masker Bisa Cegah Penularan Virus HMPV

Menurut CDC China, musim dingin dan musim semi adalah periode dengan tingkat infeksi saluran pernapasan akut yang tinggi, serta risiko penularan infeksi saluran pernapasan yang lebih besar.

Penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang perlu diwaspadai mencakup penyakit menular yang disebabkan oleh patogen seperti rhinovirus, virus influenza, adenovirus, mycoplasma pneumoniae, human metapneumovirus (HMPV), respiratory syncytial virus, dan novel coronavirus.

Juru bicara WHO menyatakan bahwa data dari pemerintah China menunjukkan adanya "peningkatan infeksi pernapasan akut baru-baru ini", tetapi tingkat dan intensitas infeksi pernapasan di China tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, sebelumnya menyampaikan bahwa Human Metapneumovirus (HMPV), yang baru-baru ini ramai diperbincangkan media, sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak lama dan bukan penyakit yang mematikan. Meski begitu, masyarakat tetap disarankan untuk melakukan pencegahan, seperti cukup istirahat.

Budi menegaskan bahwa HMPV adalah virus lama yang pertama kali ditemukan pada tahun 2001 dan telah tersebar di seluruh dunia sejak saat itu, tanpa menyebabkan kejadian besar akibat virus ini.

Budi juga membantah laporan tentang peningkatan kasus HMPV di China. Virus yang saat ini berkembang di China, menurut Budi, bukanlah HMPV, melainkan H1N1 atau virus influenza biasa. HMPV sendiri berada di peringkat ketiga dalam prevalensinya di China.

Baca juga: Ini Deretan Makanan Bergizi untuk Cegah Tertular Virus HMPV

Budi mengingatkan bahwa siapa saja bisa terjangkit flu, namun jika sistem kekebalan tubuh kuat, virus tersebut dapat diatasi oleh tubuh. Ia juga menyarankan untuk menjaga sistem imun dengan cukup tidur, olahraga, serta beristirahat jika mengalami gejala batuk dan pilek.

HMPV memiliki periode inkubasi antara tiga hingga enam hari, dan dapat menyebabkan gejala seperti pilek, batuk, demam, kesulitan bernapas, serta masalah pernapasan lainnya. Penanganan HMPV biasanya hanya difokuskan pada penyembuhan gejala, karena tidak ada obat khusus untuk infeksi ini.

Anak-anak kecil dan orang dewasa berusia 65 tahun ke atas adalah kelompok yang berisiko tinggi terkena HMPV yang bisa berkembang menjadi bronkitis atau pneumonia.

HMPV dapat menyebar melalui sekresi dari batuk dan bersin, kontak fisik yang dekat, atau dengan menyentuh benda yang terkontaminasi virus lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut.

Pencegahan dapat dilakukan dengan mencuci tangan secara teratur dan menyeluruh dengan sabun, terutama setelah berkunjung ke tempat umum atau sebelum makan, untuk mengurangi risiko infeksi dan penularan virus.

(Sumber: Antara)

x|close