Rencana Perdamaian Yaman Terhambat, Houthi Salahkan AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Jan 2025, 16:02
thumbnail-author
Akbar Mubarok
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Pasukan Houthi berbaris sambil memegang senjata api. Ilustrasi - Pasukan Houthi berbaris sambil memegang senjata api. ((Antara))

Ntvnews.id, Jakarta - Kelompok Houthi menyatakan bahwa Amerika Serikat menghalangi implementasi peta jalan perdamaian Yaman, dan menekankan bahwa Washington mendukung "perdamaian yang tidak mengarah pada konflik internal."

Pernyataan tersebut dikeluarkan pada Selasa 7 Januari 2025. melalui media sosial X oleh anggota kantor politik Houthi, Hussein al-Azzi, serta oleh Menteri Luar Negeri Houthi dari pemerintahan yang tidak diakui, Jamal Amer, dalam pertemuan mereka dengan Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, di ibu kota Yaman, Sanaa.

Setibanya di Sanaa pada Senin, Grundberg mendorong Houthi untuk mengambil langkah konkret guna memajukan proses perdamaian.

Baca Juga : Sekjen PBB Antonio Guterres Kecam Serangan Udara Israel di Yaman

Kunjungan utusan PBB ini merupakan yang pertama dalam lebih dari satu setengah tahun.

Sebagai respons, al-Azzi menyatakan bahwa Amerika Serikat adalah pihak yang menghalangi pemerintah Yaman untuk melaksanakan peta jalan perdamaian dan menegaskan bahwa mereka bersikeras mengaitkan komitmen tersebut dengan isu Israel.

“Menggunakan ini (kunjungan Grundberg ke Sanaa) untuk menutupi kegagalan pihak lain mengikuti peta jalan dan untuk membersihkan tindakan militer dan intelijen mereka yang bermusuhan, sambil menggambarkan seolah-olah bola ada di tangan Sanaa, adalah hal yang disayangkan dan tidak dapat diterima,” tambahnya, Rabu 8 Januari 2025.

Washington belum memberikan respons terhadap tuduhan yang dilontarkan oleh al-Azzi, namun sebelumnya Amerika Serikat telah menegaskan kembali komitmennya untuk mencapai perdamaian di Yaman.

Baca Juga : Kepala WHO Ternyata Ada di Bandara Yaman saat Serangan Udara Israel

Sementara itu, Amer menyatakan bahwa pilihan strategis Sanaa adalah untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi, yang tidak akan menumbuhkan dasar bagi perang internal, sebagaimana dilaporkan oleh Kantor Berita Saba yang dikelola oleh Houthi.

“Sanaa mempertahankan persatuan dalam sikap dan tujuannya, sementara pihak lain (pemerintah sah) terpecah dalam orientasi, afiliasi, dan loyalitasnya terhadap kekuatan asing,” tegasnya.

Dia juga menegaskan kembali kesiapan pemerintah Houthi untuk menandatangani tahap pertama peta jalan perdamaian.

Sebelumnya, pada Minggu 5 Januari lalu, Grundberg mengumumkan bahwa dia telah melakukan pembicaraan dengan pejabat Oman di Muscat mengenai perkembangan krisis Yaman.

Kunjungan Grundberg ke Muscat dan Sanaa berlangsung di tengah bentrokan yang terus berlanjut di provinsi Taiz, Yaman bagian barat daya, antara pasukan pemerintah dan kelompok Houthi, yang dapat mengancam berakhirnya jeda aktivitas militer yang telah berlangsung selama dua tahun di seluruh Yaman.

Baca Juga : Israel Serang Bandara Yaman

Utusan PBB tersebut menyatakan pada 23 Desember bahwa pemerintah Yaman dan Houthi telah sepakat pada serangkaian langkah dalam peta jalan, termasuk gencatan senjata menyeluruh dan perbaikan kondisi kehidupan warga. Namun, peta jalan tersebut belum dapat dilaksanakan karena kedua pihak saling menuduh menghambat kemajuan.

(Sumber Antara)

x|close