Laporan PBB Sebut Hampir Seribu Orang Dieksekusi Mati di Negara Ini

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Jan 2025, 06:55
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
PBB PBB (Istimewa)

Ntvnews.id, Taheran - Laporan dari kantor hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa lebih dari 900 orang telah dieksekusi mati di Iran sepanjang tahun 2024. Dari jumlah tersebut, 40 orang dieksekusi hanya dalam waktu satu minggu pada bulan Desember.

Dilansir dari Reuters, Kamis, 9 Januari 2025, Volker Turk, kepala kantor HAM PBB, menyebutkan bahwa setidaknya 901 orang dieksekusi mati di Iran pada tahun lalu, menyebutkan data tersebut sebagai "sangat meresahkan."

Baca Juga: DPR: Hukuman Mati Secara de Facto Sudah Tidak Ada di Indonesia

"Sangat mengkhawatirkan bahwa jumlah orang yang dihukum mati di Iran terus meningkat setiap tahun," ujar Turk dalam pernyataannya.

"Sudah saatnya Iran menghentikan gelombang eksekusi mati yang terus berlangsung," tambahnya.

Iran memberlakukan hukuman mati bagi pelaku kejahatan berat, seperti pembunuhan, perdagangan narkoba, pemerkosaan, dan kekerasan seksual.

"Kami menentang hukuman mati dalam keadaan apa pun karena hal ini bertentangan dengan hak dasar untuk hidup dan meningkatkan risiko eksekusi terhadap individu yang tidak bersalah," tegas Turk.

"Dan, untuk lebih jelasnya, hukuman mati ini tidak dapat diterapkan terhadap perilaku yang dilindungi oleh hukum hak asasi manusia internasional," lanjutnya.

Dalam laporannya, kantor HAM PBB menyebutkan bahwa sebagian besar eksekusi mati yang dilakukan tahun lalu berkaitan dengan kasus narkoba, meskipun juga disebutkan bahwa "para pembangkang dan mereka yang terlibat dalam protes tahun 2022 juga dieksekusi mati."

Baca Juga: Dituntut Hukuman Mati oleh JPU, Ayah Yudha Arfandi Ngamuk: Lebay Itu Jaksa!

"Ada juga peningkatan jumlah wanita yang dieksekusi mati," tambah laporan tersebut.

Turk juga mendesak pihak berwenang di Iran untuk segera menghentikan semua eksekusi mati, serta menerapkan moratorium dengan tujuan jangka panjang untuk menghapuskan hukuman mati.

Menurut kelompok HAM Amnesty International, Iran mencatatkan jumlah eksekusi mati tertinggi setelah China. Namun, mereka menegaskan bahwa tidak ada data yang pasti mengenai jumlah pasti eksekusi tersebut.

Aktivis HAM semakin khawatir dengan meningkatnya jumlah hukuman mati yang dilakukan di Iran. Mereka menuduh pemerintah di bawah Ayatollah Ali Khamenei menggunakan hukuman mati sebagai cara untuk menimbulkan ketakutan di masyarakat, terutama setelah protes besar-besaran yang berlangsung nasional pada 2022 hingga 2023.

Secara terpisah, Iran Human Rights (IHR), organisasi yang berbasis di Norwegia dan memantau pelaksanaan eksekusi mati di Iran, melaporkan bahwa setidaknya 31 wanita telah dieksekusi mati sepanjang tahun 2024.

x|close