Ntvnews.id, Jakarta - Joe Biden telah mengizinkan Ukraina untuk menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang Rusia. Hal ini dilakukan agar pasukan Kyiv bisa mempertahankan diri dari serangan yang ditujukan ke kota Kharkiv, sehingga mengurangi hambatan penting bagi kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri.
“Presiden baru-baru ini mengarahkan timnya untuk memastikan bahwa Ukraina dapat menggunakan senjata yang dipasok AS untuk tujuan kontra-tembakan di wilayah Kharkiv sehingga Ukraina dapat membalas pasukan Rusia yang menyerang atau bersiap menyerang mereka,” kata seorang pejabat AS dilansir dari The Guardian.
Namun, batasan penggunaan senjata jarak jauh AS seperti sistem rudal taktis tentara (ATACMS) akan tetap ada. “Kebijakan kami sehubungan dengan pelarangan penggunaan ATACMS atau serangan jarak jauh di Rusia tidak berubah,” kata pejabat itu.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky (Instagram: Volodymyr Zelensky)
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa dampak utama dari perubahan kebijakan ini adalah memungkinkan artileri Ukraina yang dipasok oleh AS untuk membalas serangan Rusia di perbatasan Rusia dari wilayah Kharkiv. Hal ini akan berdampak buruk pada pertahanan Ukraina di sekitar kota Kharkiv.
Perubahan ini juga akan memungkinkan tentara Ukraina untuk menargetkan konsentrasi pasukan Rusia yang berkumpul di perbatasan wilayah Belgorod Rusia.
Keputusan Biden ini menyusul seruan dari sekutu AS di Eropa, termasuk Inggris, Jerman, Prancis, dan Sekretaris Jenderal NATO, agar Ukraina dapat menggunakan senjata yang disediakan Barat untuk melawan sasaran militer di Rusia.
Bukan hanya itu saja, Gedung Putih juga mendapat tekanan dari pendukung Ukraina di kedua partai di Kongres. Sedangkan Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan “konsekuensi serius” jika Rusia diserang dengan senjata milik barat.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (Tangkapan Layar: Instagram)
“Saya pikir perubahan langsungnya adalah Ukraina akan dapat menggunakan Himar (sistem roket artileri mobilitas tinggi), yang berarti mereka dapat menyerang sasaran dengan lebih efektif di kedalaman yang lebih dalam,” kata Rob Lee, peneliti senior di Institut Penelitian Kebijakan Luar Negeri Eurasia.
Lee mengatakan bahwa Ukraina menderita kerugian artileri yang lebih besar di sepanjang garis depan di Kharkiv dalam beberapa pekan terakhir, mungkin karena mereka harus beroperasi lebih dekat ke garis depan dan Rusia telah berhasil menargetkan mereka dengan amunisi Lancet yang berkeliaran.
Ukraina dapat menggunakan keputusan untuk menggunakan Himar untuk menargetkan artileri Rusia, sistem roket ganda, tim UAV, tim amunisi Lancet, sistem peperangan elektronik, dan pos komando dan kontrol, kata Lee.
“Tidak jelas apakah kita akan melihat perubahan di garis depan di Kharkiv. Namun hal ini akan mempersulit Rusia untuk melanjutkan operasi ofensif ke arah tersebut. Jadi akan lebih mudah bagi Ukraina untuk mempertahankan Kharkiv.”