Kemenkes Pastikan Skrining Kesehatan Gratis Dimulai Februari 2025

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Jan 2025, 15:37
thumbnail-author
Akbar Mubarok
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai acara penyerahan penghargaan Ksatria Bakti Husada Arutala untuk almarhumah peserta PPDS Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dr. Aulia Risma Lestari, di Jakarta, Kamis 9 Januari 2025 Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai acara penyerahan penghargaan Ksatria Bakti Husada Arutala untuk almarhumah peserta PPDS Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dr. Aulia Risma Lestari, di Jakarta, Kamis 9 Januari 2025 ((Antara))

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan bahwa skrining kesehatan gratis akan dimulai pada Februari, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh Presiden Prabowo Subianto, sementara sosialisasi programnya dimulai pada Januari.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, yang ditemui di Jakarta pada Kamis, menjelaskan bahwa skrining ini bertujuan untuk mencegah penyakit-penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia, seperti stroke dan penyakit jantung.

Baca Juga: Kemenkes dan BGN Upayakan Perluasan Akses ke Gizi Baik Bagi Ibu dan Balita

Dia juga menyebutkan bahwa ada tiga aspek yang akan diperiksa dalam skrining ini, yaitu tekanan darah, gula darah, dan kadar lemak darah atau kolesterol.

"Nah ini yang kita mau kejar duluan sebenarnya. Tidak se-sophisticated atau se-canggih yang dibayangkan untuk elit, golongan menengah. Nah ini benar-benar skrining untuk ratusan juta rakyat Indonesia yang selama ini nggak pernah di-skrining," kata Menkes, Kamis 9 Januari 2025.

Skrining kesehatan ini, kata Menkes, akan dilaksanakan di 10 ribu puskesmas, dan kemungkinan juga akan memanfaatkan sekitar 15 ribu hingga 20 ribu klinik swasta untuk menjangkau sekitar 280 juta penduduk.

"Skrining ulang tahun ini dilakukan untuk kelompok balita, kelompok dewasa, dan kelompok lansia. Supaya juga gak terlalu penuh puskesmas. Sedangkan kelompok anak-anak, jadi usia sekolah sampai 18, itu nanti akan dilakukan skrining di sekolah. Bukan saat ulang tahun, tapi pada saat pas masuk sekolah," katanya.

Baca Juga: Kasus HMPV Terus Melonjak di China, Ini 6 Informasi Penting dari Kemenkes RI

Dia menambahkan bahwa jenis skrining yang diberikan akan disesuaikan dengan kelompok usia, seperti skrining kanker untuk lansia dan skrining penyakit kongenital untuk balita.

"Karena ini kan banyak sekali, masif ratusan juta. Nah untuk itu yang keempat, saya pesan ini sama seperti COVID, nanti akan sangat menggunakan sistem digital," katanya.

Setelah skrining, kata Menkes, hasilnya akan dikirimkan melalui WhatsApp (WA), mirip dengan proses pengiriman hasil tes PCR COVID-19. Oleh karena itu, pihaknya akan mulai mempromosikan platform SatuSehat mulai minggu ini.

Dalam kuesioner yang akan disajikan di platform tersebut, Menkes menambahkan, akan ada juga pertanyaan terkait kesehatan jiwa.

Baca Juga: Kemenkes dan KemenPPPA Luncurkan Solusi Digital untuk Korban KDRT Lewat Aplikasi SatuSehat

"Skrining jiwa itu sekarang kita under-screen. Jadi orang merasa sehat jiwanya padahal enggak. Dan buktinya kayak yang tadi kan, almarhumah (dr. Aulia Risma Lestari). Itu kan sebenarnya dia ada sakit jiwa, tapi kan tidak terdeteksi. Karena masalah kejiwaan ini skriningnya kurang bagus," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.

(Sumber Antara)

x|close