Kota Ini Krisis Air Gegara Turis yang Datang Menbeludak

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Jan 2025, 02:00
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi air putih Ilustrasi air putih (Pixabay/ karukunarendra4)

Ntvnews.id, Jakarta - Agrigento, sebuah kota bersejarah di Sisilia, kini menghadapi krisis air yang diperburuk oleh perubahan iklim dan peningkatan jumlah wisatawan. Kekurangan air ini mengancam kelestarian situs bersejarah dan kelangsungan bisnis lokal.

Masalah air di kota ini bukanlah hal baru, mengingat Agrigento yang terletak di puncak bukit di pantai barat daya Sisilia telah lama mengalami kekurangan pasokan air.

Dilansir dari Mirror , Jumat, 10 Januari 2025, cadangan air biasanya disimpan dalam tangki, dan pasokan air diangkut menggunakan truk tangki. Namun, perubahan iklim dan musim kemarau yang berkepanjangan memperburuk kondisi tersebut.

Baca Juga: Ngeri, Negara Eropa Ini Alami Kekeringan dan Air-air terasa Asin

Sumber air Agrigento sangat bergantung pada saluran air bawah tanah yang sudah tua dan sering bocor.

Rencana untuk memperbaiki sistem ini sebenarnya telah diajukan sejak 2011, tetapi hingga kini belum ada langkah nyata. Pada Mei 2024, Pemerintah Italia menganggarkan 20 juta euro atau sekitar Rp340 miliar untuk membeli truk tangki air dan menggali sumur baru di Sisilia. Sayangnya, hingga Juli 2024, hanya 17% dari proyek tersebut yang selesai.

Krisis air ini turut mengancam keberadaan situs bersejarah seperti Lembah Kuil, salah satu lanskap pertanian penting di daerah tersebut. Kekeringan yang berkepanjangan berisiko mengubah atau merusak kondisi situs ini.

Selain itu, beberapa bisnis lokal terpaksa tutup, dan banyak rumah tangga harus menyimpan air dalam wadah untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan mencuci.

Hotel-hotel kecil dan wisma tamu juga menghadapi kesulitan menyediakan air yang cukup untuk tamu. Di musim panas, situasinya semakin parah, dengan beberapa akomodasi membatasi jumlah tamu karena kekurangan air.

Salah satu pemilik properti sewa bahkan harus memasang dua tangki air karena satu tangki tidak mencukupi lagi. Jika krisis ini terus berlanjut, ia berencana menutup usahanya dan membatalkan semua reservasi.

Untuk menghemat air, beberapa hotel telah memasang aerator di keran guna mengurangi aliran air di wastafel dan toilet. Pemerintah daerah sedang merancang langkah-langkah solusi, baik jangka pendek maupun panjang, termasuk mengaktifkan kembali sumur lama, memelihara bendungan, dan membangun pabrik desalinasi.

Baca Juga: Ngeri! Jokowi Ingatkan Dunia Menuju Neraka Iklim, Bisa Sebabkan Kelaparan dan Kekeringan

Penelitian juga menunjukkan adanya endapan air bawah tanah yang kini sedang dieksplorasi lebih lanjut.

Agrigento sebenarnya telah mengalami kekeringan parah selama tiga dekade terakhir. Pada Februari 2024, pemerintah mengumumkan keadaan darurat air yang berlaku hingga akhir tahun. Penjatahan air diterapkan selama musim panas, memaksa penduduk mengurangi konsumsi hingga 45%.

Kemudian, Pada Agustus 2024 lalu, ketidakpuasan warga memicu protes atas kebijakan tersebut. Organisasi serikat pekerja dan otoritas gereja setempat mengeluhkan gangguan layanan yang sering terjadi serta distribusi air yang tidak merata.

Meski krisis semakin memburuk, pemerintah enggan membatasi jumlah wisatawan, mengingat pariwisata adalah pilar utama ekonomi Agrigento. Namun, kedatangan wisatawan yang terus meningkat memberikan tekanan besar pada sistem air kota.

Giuseppe Abbate, seorang profesor perencanaan kota dari Universitas Palermo, memperingatkan bahwa krisis air yang berlarut-larut dapat berdampak buruk pada acara besar seperti Ibu Kota Kebudayaan Agrigento 2025.

"Jika periode kekeringan dan darurat air terus berlanjut, jelas bahwa hal itu dapat menimbulkan masalah serius bagi acara seperti Ibu Kota Kebudayaan Agrigento 2025 yang akan menarik banyak pengunjung dan wisatawan lokal maupun mancanegara," tegas Abbate.

x|close