Ntvnews.id, Seoul - Kepala Badan Keamanan Presiden Korea Selatan (PSS), Park Chong-jun, menegaskan bahwa tidak boleh terjadi bentrokan atau pertumpahan darah ketika penyelidik kembali mencoba menahan Presiden Yoon Suk Yeol yang telah dimakzulkan akibat upayanya yang gagal memberlakukan darurat militer.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Park pada Jumat, saat ia menghadiri pemeriksaan oleh pihak kepolisian. Pemeriksaan ini terkait tuduhan bahwa Park memerintahkan pejabat keamanan presiden untuk menghalangi Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO), yang bekerja sama dengan kepolisian, dalam melaksanakan surat perintah penahanan terhadap Yoon.
Baca Juga : Majelis Nasional Korsel Ajukan Pemungutan Suara Ulang RUU Untuk Yoon
"Saya yakin banyak orang yang sangat khawatir tentang situasi saat ini, apakah lembaga pemerintah saling berselisih dan berkonfrontasi satu sama lain," kata Park, Jumat 10 Januari 2025.
"Tidak boleh ada bentrokan fisik atau pertumpahan darah dalam kondisi apa pun,” tambahnya.
Park turut merespons kekhawatiran publik mengenai potensi konfrontasi antara penyidik dan layanan keamanan presiden Yoon.
"Saya pikir penyelidikan harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan status seorang presiden yang sedang menjabat," kata Park.
Yoon menolak untuk mematuhi panggilan dari Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) untuk diinterogasi atau melaksanakan surat perintah penangkapan. Ia beralasan bahwa lembaga tersebut secara teknis tidak memiliki kewenangan untuk menyelidiki tuduhan pemberontakan yang dihadapinya terkait penerapan singkat darurat militer pada 3 Desember.
Baca Juga : Hakim Kabulkan Permohonan Perpanjangan Penahanan Yoon Suk Yeol
CIO dan polisi kini tengah mempertimbangkan langkah untuk menahan staf Badan Keamanan Presiden (PSS) jika mereka kembali mencoba menghalangi upaya penangkapan kedua terhadap Yoon.
Park, yang didakwa atas tuduhan menghalangi tugas resmi, akhirnya mematuhi permintaan ketiga dari polisi untuk menjalani interogasi, setelah sebelumnya menolak dua permintaan sebelumnya.
Setelah upaya penangkapan Yoon yang gagal pada Jumat 3 Januari lalu, PSS memperketat keamanan di kediaman presiden dengan memasang kawat berduri, barikade, serta memanfaatkan bus untuk memblokir akses ke lokasi kediaman di Seoul.
Baca Juga : Sidang Pemakzulan Yoon Suk Yeol Dimulai, Presiden Akan Hadir untuk Berikan Kesaksian
CIO telah mengeluarkan surat perintah penangkapan baru untuk Yoon pada Selasa 7 Januari lalu setelah masa berlaku surat perintah awal selama tujuh hari berakhir. Saat ini, mereka sedang berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melancarkan upaya penangkapan kedua terhadap Yoon.
(Sumber Antara)