Viral Penampakan Awan Rendah di Jakarta, Peneliti BRIN: Ada Potensi Badai

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Jan 2025, 09:11
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Awan Rendah di Jakarta Awan Rendah di Jakarta (Instagram)

Ntvnews.id, JakartaSebuah rekaman video yang memperlihatkan fenomena awan rendah di Jakarta telah menjadi viral di berbagai platform media sosial. Para ahli memberikan penjelasan terkait kejadian ini.

Pada awalnya, masyarakat mengira fenomena tersebut merupakan kabut. Namun, Erma Yulihastin, seorang Peneliti Klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan bahwa fenomena ini sebenarnya adalah awan rendah yang mengindikasikan potensi munculnya badai.

"Bukan kabut, awan rendah yang menutupi gedung ini terpantau bergerak cepat, menandakan ada sistem badai meluas yang menggerakkannya. Sign of extreme weather," ujar Erma melalui cuitannya di X pada Kamis, 9 Januari 2025.

Baca JugaBanjir di Seskoal Cepat Surut, Ini Ternyata Caranya

Erma juga menambahkan dalam serangkaian cuitannya bahwa cuaca ekstrem dapat ditunjukkan oleh pergerakan cepat jenis awan Cumulus congestus.

Baca JugaPenampakan Ribuan Rumah Kerendam Banjir di Kabupaten Serang

Sebelumnya, hujan telah mengguyur sejumlah wilayah di Jabodetabek, meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, sejak Rabu malam, 8 Januari hingga Kamis pagi, 9 Januari. Akibatnya, beberapa area di Jakarta mengalami banjir.

Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, hingga Kamis pagi pukul 10.00 WIB, dilaporkan terdapat lima RT serta tiga ruas jalan yang terendam air.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa wilayah-wilayah mulai dari Sumatra hingga Jawa Tengah berpotensi mengalami hujan lebat dalam tiga hari ke depan.

Awan Rendah di Jakarta <b>(Instagram)</b> Awan Rendah di Jakarta (Instagram)

Baca JugaBPBD: 5 RT di Jakarta Kebanjiran

BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta telah memantau keberadaan pusat tekanan rendah di selatan Nusa Tenggara sejak 3 Januari 2025. Sistem ini bergerak ke arah barat-barat daya dan mulai berkembang menjadi Bibit Siklon 97S pada 7 Januari 2025 di perairan Samudra Hindia, sebelah selatan Jawa Timur.

Menurut analisis yang dilakukan pada Kamis, 9 Januari, intensitas sistem tersebut terus meningkat dan saat ini terdeteksi di Samudra Hindia selatan Lampung dengan arah pergerakan ke selatan.

Bibit siklon ini diperkirakan akan membawa dampak tidak langsung berupa peningkatan curah hujan dan angin kencang di sejumlah wilayah, serta dampak langsung berupa gelombang tinggi di perairan bagian selatan Indonesia dalam tiga hari mendatang.


x|close