Ntvnews.id, Jakarta - Perdana Menteri (PM) Jepang Ishiba Shigeru berkunjun ke Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu, 11 Januari 2025.
Kedatangannya langsung disambut hangat oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
Setelah melakukan upcara kenegaraam, Ishiba dan Prabowo memasuki ruang delegasi.
PM Ishiba menyatakan bahwa dirinya bahagia dengan pertemuan hari ini.
Baca Juga: PM Jepang Ishiba Shigeru dan Istri Beri Penghormatan di TMPN Utama Kalibata
"Yang mulia bapak presiden, terima kasih banyak Kita pernah bertemu di KTT APEC walau waktunya singkat sekarang saya merasa berbahagia dapat berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan yang mulia, dan saya sekali lagi mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat yang luar biasa," ujarnya.
Ishiba kemudian membeberkan bahwa dirinya pernah ke Indonesia 34 tahun yang lalu dan dirinya terharu dengan perkembanhan Indonesia.
"Dan saya ke Indonesia setelah 34 tahun Saya pernah ke Indonesia waktu saya masih muda sebagai anggota DPR periode kedua, dan Saya terharu perkembangan Indonesia selama ini," ucapnya.
Lebih lanjut, Ia menyatakan bahwa Jepang ingin berkerjasama dengan Indonesia dibidang prioritas seperti swasembada pangan hingga bidang keamanan.
Baca Juga: Niat dan Tata Cara Sholat Lailatul Qadar, Memanfaatkan Malam Penuh Keberkahan
"Saya ingin berkontribusi dan bekerja sama dengan Indonesia tentang hal-hal yang sudah disampaikan oleh yang mulia bapak presiden antara lain swasembada pangan dan energi sumber daya alam dan hilirisasi dan industrialisasi dan makan bergizi untuk masyarakat dan Bidang keamanan," ucapnya.
Ishiba menyebut Indonesia dan Jepang miliki kesamaaan, seperti negara kepulauan dan juga sebagai negara yang ada di tengah-tengah negara besar seperti Amerika Serikat ataupun Tiongkok.
"Saya merasa jepang dan indonesia punya banyak kesamaan. Kita sama-sama negara kepulauan dan negara maritim dan juga negara perdagangan. Kami juga berada di tengah negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Maka kita perlu memperhatikan atas keseimbangan dalam kebijakan diplomasi," pungkasnya.