Revitalisasi Tamansari Gunongan Menteri Fadli Zon: Aceh Sebagai Pusat Kebudayaan Islam Dunia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 13 Jan 2025, 10:41
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Menbud Fadli Zon Menbud Fadli Zon (Dok. Kemenbud)

Ntvnews.id, Jakarta - Fadli Zon, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, melakukan kunjungan pertamanya ke Aceh untuk meresmikan revitalisasi situs Tamansari Gunongan. Dalam sambutannya, Fadli Zon mengungkapkan komitmennya untuk menjadikan Aceh sebagai salah satu pusat kebudayaan Islam dunia melalui pelestarian dan pengembangan warisan budaya lokal.

“Alhamdulillah, saya pertama kali berkunjung ke Aceh sebagai Menteri Kebudayaan. Serambi Mekah ini adalah pusat peradaban Islam yang memiliki kekayaan yang luar biasa,” kata Fadli Zon di sela peresmian Revitalisasi Situs Tamansari Gunongan Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, Aceh, Minggu, 12 Januari 2025.

Fadli Zon menekankan bahwa revitalisasi Tamansari Gunongan tidak hanya berfungsi sebagai upaya pelestarian cagar budaya, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk mempromosikan Aceh di kancah internasional. Situs yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda ini dianggap memiliki nilai sejarah yang sebanding dengan Taj Mahal di India.

Dalam pidatonya, Fadli Zon juga menyoroti keberagaman budaya Aceh yang menjadi bagian dari "mega diversity" Indonesia. Ia memberikan apresiasi terhadap warisan budaya Islam Aceh yang tercermin dalam berbagai manuskrip, nisan kuno, dan koin dirham Samudera Pasai yang pernah menjadi salah satu mata uang yang digunakan dalam perdagangan internasional.

Menbud Fadli Zon <b>(Dok Kemenbud)</b> Menbud Fadli Zon (Dok Kemenbud)

“Saya memiliki koleksi dirham emas pertama yang dibuat oleh Sultan Ahmad Az-Zahir pada tahun 1270. Ini menunjukkan bahwa peradaban Aceh pada masa itu lebih maju dibandingkan kerajaan-kerajaan lainnya di Nusantara,” jelasnya.

Fadli Zon menggarisbawahi pentingnya revitalisasi budaya dengan narasi yang kuat, dokumentasi yang terperinci, dan kolaborasi antara berbagai pihak terkait. Ia juga mengusulkan pembangunan Museum Peradaban Islam Aceh yang representatif untuk mendukung inisiatif ini.

Fadli Zon mengingatkan bahwa Aceh telah mendapatkan pengakuan internasional melalui Tari Saman yang tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Ia menekankan perlunya langkah strategis untuk menambah jumlah warisan budaya Aceh yang diakui dunia, seperti manuskrip Hikayat Aceh dan nisan-nisan kuno.

“Mudah-mudahan, Aceh semakin dikenal di seluruh dunia tidak hanya melalui sejarahnya, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan Islam yang terus berkembang,” ujarnya.

Menbud Fadli Zon <b>(Dok. Kemenbud)</b> Menbud Fadli Zon (Dok. Kemenbud)

Pada kesempatan tersebut, Fadli Zon juga membahas potensi penggunaan teknologi modern untuk menarik perhatian generasi muda. Ia memberikan contoh pengembangan Museum Tsunami Aceh yang dapat diperbarui dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan pengalaman digital imersif.

“Kita perlu menciptakan ruang budaya yang lebih dinamis dan interaktif, agar masyarakat, terutama generasi muda, semakin tertarik untuk belajar dan menjaga warisan budaya kita,” tambahnya.

Di akhir pidatonya, Fadli Zon menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan dalam mendukung pendataan, pelestarian, dan pengembangan budaya Aceh secara berkelanjutan. Ia juga mengajak masyarakat Aceh untuk berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya mereka.

“Kebudayaan adalah identitas bangsa. Melalui usaha bersama, kita dapat menjadikan Aceh sebagai sumber inspirasi dunia dalam hal pelestarian dan pengembangan kebudayaan Islam,” tutupnya.

Revitalisasi Tamansari Gunongan menjadi simbol pertama dari komitmen pemerintah untuk menempatkan Aceh sebagai ujung tombak dalam memajukan kebudayaan nasional di pentas dunia.

x|close