Presiden Biden Yakin Gencatan Senjata di Gaza Akan Segera Terwujud

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Jan 2025, 13:30
thumbnail-author
Muhammad Hafiz
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden meyakini bahwa usulan gencatan senjata di Jalur Gaza yang disampaikannya pada Mei 2024 akan segera terwujud sebelum masa jabatannya berakhir. Presiden Amerika Serikat Joe Biden meyakini bahwa usulan gencatan senjata di Jalur Gaza yang disampaikannya pada Mei 2024 akan segera terwujud sebelum masa jabatannya berakhir. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, optimistis bahwa usulan gencatan senjata di Jalur Gaza yang ia ajukan pada Mei 2024 akan segera terlaksana sebelum masa jabatannya berakhir.

"Kita sudah masuk pada tahap di mana usulan yang dijabarkan beberapa bulan yang lalu pada akhirnya akan terwujud," ujar Biden dalam pidato kebijakan luar negeri di Departemen Luar Negeri AS pada Senin 13 Januari 2025.

"Saya telah belajar selama bertahun-tahun melayani rakyat untuk tidak pernah sekalipun menyerah," lanjutnya.

Baca juga: Biden Desak Netanyahu Segera Sepakati Gencatan Senjata di Gaza

Biden menyoroti pembicaraannya dengan para pemimpin Mesir dan Qatar, dengan menyebut bahwa kesepakatan gencatan senjata ini akan mencakup pembebasan sandera, penghentian konflik, jaminan keamanan bagi Israel, serta peningkatan besar bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

"Rakyat Palestina berhak atas perdamaian dan hak menentukan masa depan mereka sendiri, sementara Israel berhak atas perdamaian dan keamanan sejati, dan para sandera sepatutnya bersatu lagi dengan keluarga mereka," tutur Biden.

Sebelumnya, Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Biden, menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata berpotensi terwujud dalam minggu ini, sebelum Biden menyelesaikan masa jabatannya.

Namun, negosiasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS telah beberapa kali tertunda akibat syarat-syarat baru yang diajukan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Hal ini memicu protes dari oposisi Israel dan keluarga sandera yang menuduh Netanyahu sengaja mengulur proses tersebut.

Sementara itu, CNN melaporkan, dengan mengutip dua sumber dari Israel, bahwa Hamas siap membebaskan 33 sandera dalam tahap awal kesepakatan gencatan senjata yang negosiasinya hampir selesai di Doha. Seorang pejabat senior Israel pada Senin menyebut sebagian besar sandera tersebut masih hidup, namun jenazah beberapa sandera lainnya kemungkinan akan diserahkan dalam kesepakatan awal yang direncanakan berlangsung selama 42 hari.

Sejak 7 Oktober 2023, agresi Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 46.500 warga Palestina, mayoritas di antaranya perempuan dan anak-anak. Meski Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi untuk menyerukan gencatan senjata segera, Israel tetap melanjutkan serangan terhadap Palestina.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan pejabat pertahanan Israel, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Selain itu, rezim Zionis juga menghadapi gugatan di Mahkamah Internasional (ICJ) atas dugaan genosida dalam serangannya di Jalur Gaza.

(Sumber: Antara)

x|close