Ntvnews.id, Jakarta - Informasi ini bukan untuk menginspirasi siapa saja guna melakukan tindakan yang sama. Bagi Anda yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak seperti psikolog, psikiater, maupun mendatangi klinik kesehatan mental.
Prajurit Kodim/1627 Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Pratu Andi Tambaru (Pratu AT), ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri.
Warga menemukan jenazah Pratu AT tergantung di pohon asam di Kabupaten Rote Ndao, NTT, pada Minggu pagi, 12 Januari 2025. Dugaan sementara, Pratu AT mengakhiri hidupnya karena merasa frustrasi akibat tuntutan mahar dari keluarga kekasihnya sebesar Rp250 juta.
Sebelum ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa, Pratu AT dilaporkan sempat mengirim pesan melalui WhatsApp kepada kekasihnya, MM, pada Minggu, 12 Januari 2025, sekitar pukul 04.38 WITA.
Ilustrasi gantung diri. (Antara)
“Cari lokasi saya lewat iCloud sayang, saya sayang kamu, jangan lupa mama dan bapak di Rote,” tulis Pratu AT dalam pesan yang dikutip pada Selasa, 14 Januari 2025.
Setelah menerima pesan tersebut, MM langsung berusaha menghubungi Pratu AT, tetapi tidak mendapatkan respons.
Pada malam sebelum kejadian, tepatnya Sabtu, 11 Januari 2025, sekitar pukul 22.50 WITA, Pratu AT dikabarkan menemui rekannya, Pratu Valen, untuk berbagi cerita tentang masalah asmara yang sedang dihadapinya.
Seorang anggota TNI AD di Nusa Tenggara Timur (NTT), Pratu AT (24), ditemukan tewas gantung diri di pohon asam di Kelurahan Mokdale, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao. Korban ditemukan meninggal pada Minggu (12/1) sekitar pukul 06.46 WITA. (INSTAGRAM info negri)
Dalam percakapan itu, Pratu AT mengungkapkan bahwa dirinya diminta menyiapkan mahar sebesar Rp250 juta untuk melamar kekasihnya, sedangkan ia hanya memiliki tabungan sebesar Rp40 juta.
Beberapa saat sebelum meninggal, pada Minggu, 12 Januari 2025, sekitar pukul 04.20 WITA, Pratu AT sempat mampir ke kos temannya, Prada Ricky Dillak, yang berlokasi di Komplek Bandara D.C. Saudara, Kabupaten Rote Ndao, untuk meminta rokok.
Kos tersebut tidak jauh dari lokasi tempat Pratu AT memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.