Sephia Jangkup, Penerima Beasiswa Freeport Jadi Dokter Perempuan Pertama dari Suku Amungme

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Jan 2025, 10:30
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
dr. Sephia Chrisilla Jangkup dari Suku  Amungme penerima beasiswa pendidikan  PTFI melalui YPMAK meraih gelar dokter   dari Fakultas Kedokteran, Universitas  Kristen Indonesia. dr. Sephia Chrisilla Jangkup dari Suku Amungme penerima beasiswa pendidikan PTFI melalui YPMAK meraih gelar dokter dari Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia. (Freeport)

Ntvnews.id, Jakarta - Sephia Chrisilla Jangkup, seorang perempuan dari Suku Amungme, kini telah resmi menjadi dokter perempuan pertama dari sukunya setelah menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI), termasuk pendidikan profesinya.

Sephia, yang mendapat dukungan melalui program beasiswa pendidikan dari PT Freeport Indonesia (PTFI), memiliki cita-cita besar untuk kembali mengabdi sebagai tenaga kesehatan di tanah kelahirannya, Papua.

“Dengan semakin banyaknya mahasiswa dari suku Amungme dan Kamoro yang menempuh pendidikan kedokteran, harapan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Kabupaten Mimika semakin besar. Keberadaan dokter dari suku lokal sangat penting dalam memahami budaya dan kebutuhan masyarakat setempat, sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih efektif dan relevan,” ujar Claus Wamafma, Direktur dan Executive Vice President Sustainable Development PTFI, saat menghadiri acara pengukuhan sumpah dokter Sephia di UKI, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Claus menekankan bahwa keberhasilan Sephia sebagai dokter perempuan pertama dari Suku Amungme merupakan pencapaian yang membanggakan. Hal ini juga menjadi inspirasi bagi generasi muda Papua untuk terus mengejar pendidikan tinggi dan berkontribusi di berbagai bidang profesional lainnya.

dr. Sephia Chrisilla Jangkup (Tengah)  bersama Direktur dan Executive Vice  President Sustainable Development PTFI  Claus Wamafma (dua dari kiri), Ketua  Pengurus YPMAK (paling kiri) Leonardus  Tumuka beserta ketua dan pengurus  Yayasan Binterbusih.  <b>(Freeport)</b> dr. Sephia Chrisilla Jangkup (Tengah) bersama Direktur dan Executive Vice President Sustainable Development PTFI Claus Wamafma (dua dari kiri), Ketua Pengurus YPMAK (paling kiri) Leonardus Tumuka beserta ketua dan pengurus Yayasan Binterbusih. (Freeport)

“Sephia adalah contoh nyata bagaimana dukungan pendidikan dapat mengubah hidup individu dan komunitas,” ungkap Claus. Baginya, keberhasilan Sephia menjadi dorongan bagi PTFI untuk terus berkomitmen dalam mendukung pembangunan di Papua.

“Ini adalah pelajaran penting bagi siapapun yang ingin membangun dan memajukan Papua. Tidak ada hasil yang diraih secara instan, untuk membangun tanah Papua yang kita cintai ini, dibutuhkan komitmen jangka panjang. Freeport Indonesia telah dan terus melanjutkan pembangunan Papua yang berkelanjutan,” tambahnya.

Sephia merupakan salah satu dari ribuan penerima manfaat beasiswa pendidikan yang dikelola oleh Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), bagian dari komitmen PTFI untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sekitar wilayah operasinya. Program beasiswa ini mendukung pendidikan generasi muda Papua, khususnya di Kabupaten Mimika.

Hingga akhir 2024, YPMAK telah menyalurkan beasiswa kepada 4.059 siswa, mencakup jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. YPMAK adalah pengelola Dana Kemitraan PT Freeport Indonesia yang dirancang untuk masyarakat asli Papua, termasuk Suku Amungme dan Kamoro, serta masyarakat adat lainnya.

dr. Sephia Chrisilla Jangkup dari Suku  Amungme penerima beasiswa pendidikan  PTFI melalui YPMAK meraih gelar dokter   dari Fakultas Kedokteran, Universitas  Kristen Indonesia.  <b>(Freeport)</b> dr. Sephia Chrisilla Jangkup dari Suku Amungme penerima beasiswa pendidikan PTFI melalui YPMAK meraih gelar dokter dari Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia. (Freeport)

Yayasan ini bertujuan mendukung pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang sehat, berpendidikan, dan mampu bersaing dalam ekonomi modern, sambil tetap melestarikan sumber daya alam, budaya, dan warisan lokal. Selain beasiswa, YPMAK juga mengelola enam asrama bagi anak-anak Papua dengan total siswa sebanyak 1.695 pada 2024.

Saat diwawancarai setelah acara wisuda, Sephia mengungkapkan bahwa sejak kecil ia memiliki motivasi kuat untuk menjadi dokter. Keinginan untuk melayani masyarakat di kampung halamannya, Aroanop, memacu dirinya untuk memanfaatkan beasiswa PTFI melalui YPMAK dengan maksimal.

“Sejak kecil saya sudah berpegang teguh bahwa saya harus menjadi dokter di kemudian hari. Saya berterima kasih kepada PT Freeport Indonesia, YPMAK, Yayasan Binterbusih, atas dukungan beasiswa ini. Impian masa kecil saya untuk menjadi dokter terwujud,” ungkap Sephia.

Ia juga memberikan pesan kepada penerima beasiswa lainnya agar terus semangat dan memanfaatkan peluang beasiswa PTFI sebaik mungkin untuk menyelesaikan pendidikan serta kembali membangun Kabupaten Mimika.

x|close