Ntvnews.id, Moskow - Delapan orang di Tanzania, Afrika, dilaporkan meninggal dunia akibat dugaan infeksi virus Marburg, seperti disampaikan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Pada 13 Januari 2025, WHO menginformasikan kepada negara-negara anggotanya dan para pihak dalam Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) tentang wabah dugaan penyakit virus Marburg di wilayah Kagera, Tanzania," kata Ghebreyesus, Rabu 15 Januari 2025.
Baca Juga : Benarkah HMPV Virus Buatan Laboratorium dan Bakal Jadi Pandemi Selanjutnya?
"Hingga saat ini, kami mengetahui adanya 9 kasus, termasuk 8 orang yang telah meninggal dunia. Kami memperkirakan akan ada lebih banyak kasus dalam beberapa hari mendatang seiring peningkatan pengawasan penyakit," tambahnya.
Pada Desember lalu, Kementerian Kesehatan Rwanda mengumumkan bahwa wabah virus Marburg di negara tersebut telah berakhir.
Sejak penyebarannya pada pertengahan September 2024, tercatat total 66 kasus virus Marburg, dengan 15 di antaranya berakhir dengan kematian.
Virus Marburg menyebabkan demam berdarah parah pada manusia dan ditularkan melalui kontak dengan kelelawar pemakan buah. Infeksi ini menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh yang terkontaminasi.
Baca Juga : Metode Swab PCR Ternyata Efektif untuk Deteksi Virus HMPV
Gejalanya meliputi demam tinggi, sakit kepala hebat, dan rasa lemas.
Menurut WHO, hingga saat ini belum ada vaksin atau obat antivirus yang disetujui untuk mengobati penyakit ini.
(Sumber Antara)