BPS Catat Kenaikan Garis Kemiskinan di Jakarta pada September 2024

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Jan 2025, 19:10
thumbnail-author
Akbar Mubarok
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Warga mengangkut drum di kawasan permukiman semipermanen Muara Angke, Jakarta Utara. Ilustrasi - Warga mengangkut drum di kawasan permukiman semipermanen Muara Angke, Jakarta Utara. ((Antara))

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mengungkapkan bahwa garis kemiskinan di Jakarta pada September 2024 mengalami kenaikan sebesar 2,52 persen dibandingkan dengan Maret 2024.

Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, menyatakan bahwa garis kemiskinan pada September 2024 tercatat sebesar Rp846.085 per kapita per bulan, sementara pada Maret 2024, angka tersebut berada di Rp825.288 per kapita per bulan.

Baca Juga : RI Deflasi 5 Bulan Beruntun, BPS Singgung Situasi Saat Tahun 1999

Garis kemiskinan merujuk pada nilai pengeluaran minimum yang mencakup kebutuhan makanan dan non-makanan yang harus dipenuhi agar seseorang tidak dianggap miskin. Penduduk miskin didefinisikan sebagai mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan tersebut.

Penyumbang utama komposisi garis kemiskinan pada September 2024 berasal dari komponen makanan (garis kemiskinan makanan/GKM), yang mencapai Rp590.704 per kapita per bulan.

"Antara makanan dan non-makanan, tentunya proporsi besarannya yang terbesar garis kemiskinan ini, 'share'-nya berasal dari makanan 69,82 persen (Rp590.704 per kapita per bulan)," ujar Hasanudin.

Sumbangan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM) terhadap garis kemiskinan pada September 2024 mencapai 30,18 persen, atau setara dengan Rp255.381 per kapita per bulan.

Baca Juga : BPS: Tingkat Inflasi Tahunan pada November 2024 Capai 1,55 persen

Komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan di Jakarta adalah beras, dengan kontribusi sebesar 23,85 persen. Diikuti oleh rokok kretek filter (11,75 persen), serta daging ayam ras dan telur ayam ras, yang masing-masing menyumbang 7,89 persen dan 7 persen terhadap garis kemiskinan makanan.

Penyumbang terbesar untuk garis kemiskinan non-makanan adalah perumahan dengan kontribusi sebesar 37,39 persen, diikuti oleh listrik (14,71 persen), bensin (12,29 persen), pendidikan (7,11 persen), perlengkapan mandi (3,65 persen), dan angkutan (3,18 persen).

Hasanudin menambahkan bahwa rata-rata rumah tangga miskin di DKI Jakarta terdiri dari 5,01 anggota rumah tangga. Dengan demikian, rata-rata garis kemiskinan per rumah tangga miskin mencapai Rp4.238.886 per bulan.

Baca Juga : Wamenkeu Thomas Djiwandono Ungkap Program Dana Desa Berhasil Tekan Angka Kemiskinan, Simak Datanya

Di sisi lain, BPS DKI Jakarta mencatatkan persentase penduduk miskin pada September 2024 sebesar 4,14 persen, mengalami penurunan 0,16 persen poin dibandingkan Maret 2024 yang tercatat sebesar 4,3 persen.

Jumlah penduduk miskin pada September 2024 mencapai 449,07 ribu orang, berkurang 15,86 ribu orang dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 464,93 ribu orang.

(Sumber Antara)

x|close