Ntvnews.id, Washington - Amerika Serikat (AS) menegaskan komitmennya untuk memastikan bahwa Hamas tidak akan pernah lagi memerintah Gaza setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata dengan Israel dan kelompok pejuang Palestina tersebut.
Kesepakatan yang disambut antusias oleh rakyat Palestina ini adalah hasil dari lebih dari setahun perundingan intensif yang melibatkan Mesir, Qatar dan AS sebagai mediator.
“Amerika Serikat berkomitmen untuk memastikan bahwa Hamas tidak akan kembali memerintah Gaza,” ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam keterangannya kepada wartawan pada Rabu, 15 Januari 2025.
“Dengan pasti saya bisa katakan bahwa kembalinya Hamas memerintah Gaza akan menjadi penghalang besar bagi Israel,” tambahnya.
Baca juga: Pemimpin Dunia Sambut Gembira Gencatan Senjata Israel-Hamas: Kesempatan Akhiri Perang Permanen
Miller menjelaskan bahwa tujuan dari kesepakatan gencatan senjata ini adalah untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan, dengan target lebih dari 500 truk per hari, meskipun dia menekankan bahwa hal ini tidak akan terjadi secara instan.
Dia juga menyebutkan bahwa AS telah berkoordinasi dengan kelompok bantuan untuk memastikan kesiapan mereka dalam meningkatkan bantuan setelah dimulainya gencatan senjata pada Minggu, 19 Januari 2025.
Mengenai siapa yang lebih berhak mendapatkan penghargaan atas kesepakatan ini, antara pemerintahan Joe Biden atau Donald Trump, Miller menyatakan, “Kesepakatan gencatan senjata ini merupakan inisiatif dari pemerintahan saat ini, yang telah bekerja keras di seluruh dunia untuk mendapatkan dukungan.”
Miller menyalahkan Hamas atas keterlambatan dalam tercapainya kesepakatan ini, yang baru disepakati lima hari sebelum pelantikan Presiden terpilih Donald Trump.
Kesepakatan ini pertama kali diusulkan oleh Presiden Joe Biden pada Mei tahun lalu.
Baca juga: Sepakat Gencatan Senjata, Hamas: Titik Balik Perjuangan Kami
Miller juga mengungkapkan bahwa pembunuhan Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, di Gaza memperlambat proses perundingan lebih lanjut.
Dia menilai kerja sama antara utusan Presiden Biden yang akan segera mengakhiri masa jabatannya, Brett McGurk, dan utusan Presiden terpilih Trump, Steve Witkoff, yang bersama-sama berada di meja perundingan, merupakan sesuatu yang “belum pernah terjadi sebelumnya.”
“Keterlibatan tim Presiden terpilih Trump sangat penting untuk mencapai kesepakatan ini. Hal ini sangat krusial karena, seperti yang saya sebutkan, masa jabatan pemerintahan ini akan berakhir dalam lima hari ke depan,” ujarnya.
(Sumber: Antara)