Lucu, Satu Keluarga Tidur di Luar Usai Kamar Kunci Hotel Rusak

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 17 Jan 2025, 10:04
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi Hotel Ilustrasi Hotel (Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah keluarga mengalami pengalaman kurang menyenangkan selama staycation mereka, bahkan harus bertahan di ruang cuci.

Dilansir dari Mirror UK, Jumat, 17 Desember 2025, Danielle Barclay (39) bersama suaminya, Jamie, memesan kamar di Travelodge Ashbourne, Derbyshire, Inggris, untuk menginap pada 28-29 Desember 2024 setelah menghadiri pesta pernikahan di kota itu.

Mereka membayangkan istirahat di kamar yang nyaman usai hari yang melelahkan, tetapi kenyataan berbalik. Jamie terpaksa berdiri lama di depan pintu kamar karena kunci kamar tidak berfungsi.

Baca Juga: Bareskrim Sita Duit Rp103 M Diduga Hasil Pencucian Uang Judol Hotel Aruss Semarang

Keluarga itu menghabiskan satu jam di koridor sebelum menyerah. Putri mereka, Marlie (8), sudah merengek karena kelelahan, sementara Jensen (12), putra mereka, memilih berbaring di lantai koridor untuk beristirahat.

"Kami kembali dari pesta pernikahan sekitar pukul 00.10. Anak-anak sudah sangat lelah, jadi kami pikir bisa segera istirahat setelah acara selesai," kata Danielle.

Mereka akhirnya meminta bantuan resepsionis, seorang wanita ramah yang berusaha membantu. Namun, kunci kamar tetap tidak berfungsi.

"Dia menghubungi manajer, tetapi ternyata manajer sedang berada di Belgia dan tidak bisa membantu. Tidak ada orang lain yang dapat menyelesaikan masalah ini," jelas Danielle.

Karena hotel sedang penuh di akhir tahun, mereka tidak bisa pindah kamar. Situasi itu membuat mereka merasa seperti malam kelahiran Yesus di kandang domba, karena tidak ada kamar tersedia.

Satu-satunya solusi yang ditawarkan adalah pindah ke Travelodge lain yang berjarak 32 kilometer. Namun, opsi ini dianggap tidak memungkinkan.

Baca Juga: Hotel Bintang 4 di Semarang Disita Bareskrim, Diduga Milik Bandar Judol

"Saat itu sudah pukul 02.00. Anak-anak sangat kelelahan, dan harus naik taksi lagi tidak masuk akal. Jika kami pindah, kami harus kembali pagi-pagi untuk mengambil barang di hotel ini karena kami harus mengejar kereta," katanya.

Danielle juga khawatir tentang keamanan barang-barang mereka, terutama karena kamar baru bisa diakses kembali pukul 04.00.

Ketika mereka kehabisan opsi, satu-satunya tempat untuk istirahat adalah ruang cuci hotel. Danielle tidak menyangka itu menjadi pilihan terakhir.

"Kami benar-benar kaget. Mereka memberi kami kasur rusak di lantai, ditutupi dengan selimut dan dua bantal untuk anak-anak," ungkapnya.

Saat memasuki ruang cuci, mereka mendapati keranjang cucian menghalangi pintu darurat. Kasur mereka diletakkan di depan pintu tersebut.

"Kalau terjadi kebakaran, siapa tahu apa yang akan terjadi. Di sana sangat dingin. Saya bahkan harus tidur dengan mantel bulu. Gelap gulita, tanpa fasilitas toilet atau minuman," jelasnya.

Pengalaman itu meninggalkan trauma bagi kedua anaknya.

"Itu adalah malam tidur yang paling tidak nyaman. Lantai beton dengan selimut tipis tidak dapat diterima. Anak laki-laki saya berusaha tidur meskipun kelelahan, sementara anak perempuan saya ketakutan di kegelapan dan kedinginan," kata Danielle.

Mereka akhirnya bisa kembali ke kamar sekitar pukul 04.15, tetapi tidak dapat mengunci pintu kamar.

Sebagai tanggapan, pihak Travelodge meminta maaf atas kejadian tersebut, mengakui kekecewaan yang dialami keluarga itu. Mereka juga menjanjikan pengembalian dana penuh serta pengalaman menginap yang lebih menyenangkan di masa depan.

x|close