Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Anis Matta, mengungkapkan bahwa kesepakatan gencatan senjata antara Palestina dan Israel merupakan kemenangan bagi Palestina serta kemanusiaan dan menandai awal baru dalam perjuangan Palestina untuk meraih kemerdekaan.
"Kami berharap gencatan senjata ini dapat dilaksanakan dengan konsisten dan menyeluruh sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati," ujar Anis dalam unggahan di akun media sosial Facebook pada Kamis, 16 Januari 2025.
Pernyataan ini disampaikan setelah Pemerintah Indonesia mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kesepakatan gencatan senjata antara Palestina dan Israel yang diumumkan di Qatar.
Anis menjelaskan bahwa Indonesia, yang selalu mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, harus menghargai momen gencatan senjata ini sebagai kemenangan bagi keadilan dan kemanusiaan.
Baca juga: Gencatan Senjata di Gaza, Arab Saudi: Isarel Harus Patuhi Kesepakatan
"Dukungan ini merupakan implementasi dari amanat konstitusi UUD 1945 untuk berperan serta dalam menciptakan ketertiban dunia yang didasari oleh kemerdekaan, perdamaian yang abadi, dan keadilan sosial," kata Anis.
Ia juga mengajak masyarakat Indonesia serta komunitas internasional untuk berkontribusi melalui bantuan kemanusiaan dan sektor lainnya guna membantu rekonstruksi Jalur Gaza yang rusak akibat peperangan.
Wamenlu tersebut juga menegaskan bahwa dunia internasional tidak boleh melupakan kekejaman yang dilakukan Israel di Gaza dan harus mendukung Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk menuntut pertanggungjawaban Israel atas tindakan genosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.
Sebelumnya, Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, mengumumkan pada Rabu, 15 Januari 2025, di Doha, Qatar, bahwa kesepakatan gencatan senjata untuk menghentikan agresi Israel di Gaza telah tercapai.
Baca juga: Gencatan Senjata di Gaza, Iran: Rezim Zionis Mundur!
Ia menjelaskan bahwa gencatan senjata tersebut terdiri dari tiga tahap yang akan mulai berlaku pada Minggu, 19 Januari 2025.
Kesepakatan ini mencakup pembebasan sandera, pertukaran tahanan, penghentian pertempuran, jaminan keamanan bagi Israel, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Kesepakatan yang tercapai melalui mediasi Qatar, Mesir, dan AS ini juga mencakup rencana dialog terkait pemerintahan Gaza di masa depan dan rekonstruksi wilayah Palestina tersebut.
(Sumber: Antara)