Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono, menegaskan kesiapan Indonesia untuk mendukung proses rekonstruksi Jalur Gaza yang hancur akibat agresi Israel. Hal ini menyusul tercapainya kesepakatan gencatan senjata yang akan segera dilaksanakan.
“Pemerintah Republik Indonesia siap melakukan upaya-upaya dalam rangka mendukung perbaikan atau rekonstruksi di Gaza,” kata Sugiono dalam temu media di Jakarta, Jumat, 17 Januari 2025.
Baca juga: 1.977 Tahanan Palestina Akan Bebas Ditukar 33 Warga Israel di Gaza
Menlu Sugiono menekankan Indonesia akan terus berperan aktif dalam membantu Palestina memulihkan kondisi dan mencapai kemerdekaan melalui berbagai cara dan pendekatan.
Selain itu, ia juga menyatakan kesiapan Indonesia untuk berkontribusi dalam pasukan penjaga perdamaian jika diminta oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menurut Sugiono, gencatan senjata yang dicapai pada 15 Januari 2025 antara Israel dan Hamas merupakan langkah penting yang membuka peluang bagi perdamaian di Palestina.
"Bangsa Palestina telah menderita begitu berat, dan korban jiwa yang jatuh begitu banyak akibat agresi Israel selama hampir 500 hari sejak 7 Oktober 2023," tambahnya.
Sugiono menegaskan pentingnya komitmen kedua belah pihak untuk mematuhi kesepakatan tersebut agar tidak ada hambatan dalam pelaksanaan gencatan senjata.
"Semoga ini merupakan awal dari masa depan baru bagi terciptanya perdamaian di Timur Tengah," ujarnya.
Ia juga menyatakan harapan agar gencatan senjata ini menjadi awal bagi tercapainya solusi dua negara yang sesuai dengan kesepakatan internasional.
"Karena kami berpendirian bahwa perdamaian yang permanen itu, pada akhirnya, akan tercipta jika solusi dua negara tercapai," tegas Sugiono.
Kesepakatan gencatan senjata diumumkan oleh Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, di Doha pada Rabu 15 Januari 2025.
Gencatan senjata ini mencakup pembebasan sandera, pertukaran tahanan, penghentian pertempuran, jaminan keamanan bagi Israel, serta masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Al Thani menyebut kesepakatan ini terdiri dari tiga tahap yang akan mulai berlaku pada Minggu, 19 Januari 2025, dengan harapan dapat mengakhiri agresi dan genosida Israel yang telah meluluhlantakkan Gaza.
(Sumber: Antara)